Startup pemasaran FMCG berbasis di Singapura, Shoplinks, baru saja mendapatkan pendanaan awal sebesar USD 900 ribu atau sekitar Rp12,8 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh venture capital Cocoon Capital dengan partisipasi dari Indonesia Women Empowerment Fund (IWEF).
Cocoon Capital sebelumnya juga telah berinvestasi di startup logistik Indonesia, TransTRACK.id. Sementara itu, IWEF—yang dikelola bersama oleh Moonshot Ventures dan YCAB Ventures—juga telah mengumumkan investasinya pada startup edukasi Titik Pintar di awal tahun ini.
Dalam pernyataan resminya, Managing Partner Cocoon Capital sekaligus Direktur Shoplinks, Michael Blakey, menyampaikan keyakinannya bahwa platform ini dapat mempercepat transformasi digital bagi para peritel di Asia Tenggara.
“Kami terkesan dengan tim Shoplinks dan kemampuan mereka dalam menjalankan strategi. Shoplinks hadir untuk menyelesaikan masalah besar dalam industri FMCG di Asia Tenggara, yaitu menghubungkan promosi produk dengan konsumen secara lebih efektif. Ini akan meningkatkan efisiensi pengeluaran pemasaran FMCG secara signifikan,” ujar Michael.
Digitalisasi Promosi FMCG
Shoplinks menyediakan layanan pemasaran digital yang mempermudah distribusi kupon serta mempersonalisasi promosi bagi merek dan peritel FMCG. Tujuan utama platform ini adalah mengoptimalkan promosi agar konsumen bisa mendapatkan penawaran menarik, baik online maupun offline.
Tantangan utama bagi brand FMCG di Asia Tenggara adalah menargetkan promosi kepada konsumen yang tepat. Data internal perusahaan menunjukkan bahwa setiap tahun, brand FMCG di kawasan ini menghabiskan sekitar USD 28 miliar untuk promosi, tetapi 70% dari anggaran tersebut terbuang sia-sia karena kurang tepat sasaran dan minimnya personalisasi.
Selain itu, pandemi Covid-19 turut berdampak pada potensi pendapatan peritel. Minimarket dan supermarket juga menghadapi kendala dalam menjalankan promosi karena masih banyak layanan yang belum terdigitalisasi.
Fokus Perluasan di Indonesia
Co-founder & CEO Shoplinks, Teresa Condicion, menyatakan bahwa pendanaan ini akan digunakan untuk memperkuat posisi Shoplinks di Indonesia sebelum berekspansi ke pasar Asia Tenggara lainnya. Rencana ekspansi ini mencakup perekrutan tim baru serta perluasan jaringan kemitraan, baik dengan perusahaan ritel maupun warung-warung tradisional yang saat ini berkontribusi terhadap 70% total belanja ritel di Indonesia.
“Kami ingin mendemokratisasi teknologi ritel di Asia Tenggara dan menciptakan solusi yang saling menguntungkan bagi merek, peritel, dan pembeli. Industri ini sangat siap untuk berevolusi secara teknologi, terutama jika melihat perkembangan ritel di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa yang pesat berkat inovasi digital,” ungkap Teresa.
Shoplinks didirikan pada tahun 2020 oleh Teresa Condicion dan JD Lee. Teresa sebelumnya merupakan Co-founder Snapcart dan telah menjabat sebagai CEO selama empat tahun, dengan pengalaman 17 tahun di P&G. Sementara itu, JD Lee adalah seorang techpreneur yang juga merupakan Co-founder venture builder Pulsar Ventures.
Hingga saat ini, Shoplinks telah memproses ribuan kupon belanja setiap bulan dari mitra FMCG ternama seperti Unilever, Johnson & Johnson, dan P&G. Shoplinks mengklaim telah berhasil menggandakan penggunaan kupon setiap bulan, di mana para brand FMCG mengalami peningkatan keuntungan dari investasi promosinya. Selain itu, Shoplinks juga berkontribusi dalam meningkatkan transaksi pembeli di jaringan supermarket TipTop hingga 30%.
Personalisasi Pemasaran Digital
Transformasi digital dalam sektor FMCG terus berkembang, meskipun belum merata di semua level bisnis. Brand ritel besar dunia kini semakin fokus pada pemanfaatan data konsumen dan analitik untuk mengambil keputusan strategis.
Laporan dari McKinsey menyebutkan bahwa kemajuan teknologi, data, dan analitik dapat membantu pemasar menciptakan pengalaman pemasaran yang lebih personal dan relevan di berbagai kanal belanja. Namun, tantangannya masih besar—hanya 15% Chief Marketing Officers (CMO) yang merasa perusahaan mereka sudah berada di jalur yang tepat untuk menerapkan personalisasi pemasaran. Padahal, strategi ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan sebesar 5%-15% dan meningkatkan efisiensi anggaran pemasaran sebesar 10%-30%.
Dengan langkah strategisnya, Shoplinks berpotensi menjadi salah satu pemain kunci dalam transformasi pemasaran digital di industri FMCG Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Dengan teknologi yang semakin canggih dan kemitraan yang luas, platform ini siap membawa revolusi dalam cara brand dan peritel menjangkau konsumennya.