Tren Teknologi yang Mengubah Digital Marketing di 2025

Sumber Foto : Freepik

Di era digital yang semakin canggih, teknologi memainkan peran besar dalam strategi pemasaran bisnis. Mulai dari Artificial Intelligence (AI), chatbot, video marketing, hingga konsep omnichannel—semuanya membantu brand menjangkau audiens dengan lebih efisien dan hemat biaya. Tidak hanya itu, teknologi juga mampu meningkatkan pengalaman pelanggan serta mempercepat akuisisi target pasar.

Berikut beberapa tren teknologi yang sedang mendominasi dunia digital marketing saat ini:

1. Artificial Intelligence (AI): Mesin Cerdas di Balik Pemasaran Digital

AI telah menjadi bagian besar dalam strategi pemasaran, terutama dalam hal menemukan calon pelanggan yang tepat. Dengan teknologi seperti retargeting, push notification, dan click tracking, AI bisa mengoptimalkan pemasaran agar lebih efektif.

Riset dari Blueshift mengungkapkan bahwa 28% marketer sudah menggunakan AI untuk rekomendasi produk, sementara 26% memanfaatkannya untuk optimasi kampanye. Selain itu, menurut survei Forrester, 57% bisnis menggunakan AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, sedangkan 44% menggunakannya untuk meningkatkan performa produk dan layanan.

Personalisasi adalah tren utama dalam pemasaran digital, dan AI berperan besar dalam mewujudkannya. IDC dan Criteo melaporkan bahwa 67% strategi pemasaran kini lebih personal dengan bantuan AI, termasuk dalam rekomendasi iklan dan format yang relevan. Ke depannya, tren ini diprediksi semakin berkembang, dengan real-time personalization menjadi kunci utama di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, AI juga mulai diterapkan dalam fitur pencarian berbasis gambar, yang sangat berguna bagi e-commerce. Diperkirakan metode pencarian berbasis keyword akan mulai berkurang, digantikan dengan pencarian berbasis gambar yang lebih cepat dan akurat.

2. Chatbot: Layanan Pelanggan yang Selalu Siap

Media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram telah menjadi tempat interaksi pelanggan dengan brand. Namun, menjawab pertanyaan dasar secara manual bisa memakan waktu dan tenaga. Inilah mengapa chatbot semakin populer. Teknologi ini memungkinkan bisnis untuk merespons pelanggan dengan cepat tanpa perlu bergantung pada tim customer service sepanjang waktu.

Menurut survei Leadpages, penggunaan chatbot dapat meningkatkan jumlah percakapan dengan pelanggan hingga 36%. Seiring perkembangan AI, chatbot juga semakin pintar dalam memahami dan menjawab pertanyaan pelanggan, membuatnya menjadi solusi ideal dalam layanan pelanggan berbasis digital.

3. Omnichannel: Pengalaman Pelanggan yang Lebih Konsisten

Saat ini, pelanggan tidak hanya mengandalkan satu saluran komunikasi untuk berinteraksi dengan brand. Mereka bisa mencari informasi melalui media sosial, mesin pencari, atau bahkan langsung mengunjungi toko offline. Oleh karena itu, strategi omnichannel menjadi semakin penting.

Berbeda dengan multichannel yang hanya berfokus pada berbagai platform terpisah, omnichannel memastikan pengalaman pelanggan yang lebih mulus dan terintegrasi. Dengan menghubungkan interaksi pelanggan di berbagai platform seperti media sosial, email, dan website, brand bisa memahami perilaku pelanggan dengan lebih baik dan menawarkan layanan yang lebih relevan.

Untuk menerapkan strategi ini dengan optimal, bisnis perlu memiliki tim Customer Relationship Management (CRM) yang bisa memantau dan mengelola interaksi pelanggan secara lebih terarah.

4. Video Marketing: Konten yang Menarik dan Interaktif

Konten video semakin mendominasi pemasaran digital, terutama dengan hadirnya platform seperti YouTube, Instagram Reels, dan TikTok. Menurut survei Cisco, pada tahun 2021, sekitar 82% traffic internet berasal dari konten video online. Tak heran jika investasi dalam video marketing terus meningkat.

Live video juga semakin populer, baik untuk peluncuran produk, webinar, maupun membangun engagement dengan audiens secara real-time. Dengan format yang lebih interaktif, video menjadi cara efektif bagi brand untuk menjangkau lebih banyak orang dalam waktu singkat.

5. Augmented Reality (AR) & Virtual Reality (VR): Pengalaman Interaktif yang Berbeda

Teknologi AR dan VR memang belum sebesar AI atau video marketing, tetapi keduanya mulai memberikan dampak besar dalam pemasaran digital. Dengan AR, pelanggan bisa mencoba produk secara virtual sebelum membeli, seperti fitur dari IKEA yang memungkinkan pengguna melihat bagaimana furnitur akan terlihat di rumah mereka sebelum membelinya.

Di sisi lain, VR lebih sering digunakan dalam industri game dan ritel untuk menciptakan pengalaman interaktif yang lebih mendalam bagi pengguna. Berdasarkan survei eMarketer, pada 2018 sekitar 48,1 juta orang di Amerika Serikat telah menggunakan AR setiap bulannya, dan angka ini terus meningkat.


Teknologi terus berkembang dan membawa perubahan besar dalam strategi pemasaran digital. AI semakin cerdas dalam mempersonalisasi kampanye, chatbot membantu bisnis merespons pelanggan lebih cepat, omnichannel menciptakan pengalaman pengguna yang lebih seamless, video marketing terus menjadi tren utama, dan AR/VR mulai memberikan pengalaman interaktif yang unik.

Bagi bisnis yang ingin tetap relevan dan kompetitif, mengadopsi tren-tren ini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Dengan memanfaatkan teknologi dengan tepat, bisnis dapat menjangkau audiens lebih luas, meningkatkan engagement, dan pada akhirnya, meningkatkan konversi serta loyalitas pelanggan.

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *