Saat pertama kali melamar pekerjaan sebagai copywriter, kamu mungkin merasa cemas. Kamu tahu kamu punya skill, kamu tahu tulisanmu bisa berdampak, tapi bagaimana caranya meyakinkan HR hanya dengan sebuah portfolio? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian. Banyak copywriter menghadapi tantangan yang sama. Kuncinya adalah bagaimana kamu menyusun portfolio yang tidak hanya menunjukkan kemampuanmu, tetapi juga menceritakan siapa kamu sebagai seorang copywriter.
1. Tampilkan Karya Terbaik yang Mewakili Keahlianmu
Bayangkan HR membuka portfolio-mu dan langsung merasa terkesan dengan karya pertama yang mereka lihat. Itu sebabnya, penting untuk memilih 5-10 contoh terbaik yang mencerminkan kemampuan dan gaya menulismu. Coba pikirkan proyek mana yang paling kamu banggakan, yang menunjukkan bagaimana kamu bisa menulis dengan berbagai gaya, dari iklan digital hingga artikel panjang.
Beberapa jenis tulisan yang bisa dimasukkan:
- Copywriting untuk iklan (Facebook Ads, Google Ads, Instagram Ads)
- Artikel blog dengan gaya storytelling yang engaging
- Email marketing yang meningkatkan engagement
- Caption media sosial yang viral
- Skrip video yang menarik perhatian
- Landing page yang mendorong konversi
Pastikan setiap karya yang kamu pilih bisa menunjukkan skill copywriting yang kuat.
2. Buat Tampilan yang Bersih dan Profesional
Bayangkan HR sedang membuka ratusan portfolio dalam sehari. Jika portfolio-mu sulit dibaca atau terlihat berantakan, kemungkinan besar mereka akan melewatinya. Gunakan desain yang simpel tapi profesional. Beberapa format yang bisa kamu gunakan:
- PDF Interaktif yang bisa dibuat dengan Canva atau Adobe InDesign
- Website pribadi menggunakan Wix, WordPress, atau Webflow
- Google Drive atau Notion untuk akses yang lebih mudah
Gunakan font yang nyaman dibaca, layout yang rapi, dan warna yang tidak terlalu mencolok agar fokus tetap pada isi portfolio.
3. Beri Konteks untuk Setiap Karya
Sebuah tulisan tanpa konteks hanya akan terlihat seperti teks biasa. Agar HR bisa memahami dampak dari tulisanmu, tambahkan sedikit cerita di baliknya:
- Judul proyek atau klien (jika diperbolehkan)
- Tantangan yang dihadapi: Apa masalah yang harus dipecahkan?
- Solusi yang kamu tawarkan: Bagaimana kamu menulis copy yang efektif?
- Hasilnya: Apakah ada peningkatan engagement, klik, atau konversi?
Misalnya: “Saya menulis copy untuk Facebook Ads sebuah startup fintech yang mengalami kesulitan menarik pelanggan baru. Dengan pendekatan storytelling dan call-to-action yang lebih persuasif, CTR meningkat sebesar 30% dalam 2 minggu.”
HR akan lebih tertarik dengan cerita di balik karyamu, bukan hanya hasil akhirnya.
4. Tambahkan Testimoni atau Rekomendasi
Tidak ada yang lebih meyakinkan daripada feedback langsung dari orang-orang yang pernah bekerja denganmu. Jika kamu pernah bekerja dengan klien atau tim yang puas dengan hasil tulisanmu, mintalah testimoni singkat. Jika memungkinkan, tambahkan juga data yang menunjukkan dampak tulisanmu terhadap bisnis mereka.
5. Cantumkan Profil Singkat dan Kontak
HR ingin tahu siapa di balik portfolio ini. Jangan lupa tambahkan informasi singkat tentang dirimu:
- Nama dan foto profesional
- Deskripsi singkat tentang pengalaman dan spesialisasimu
- Link ke LinkedIn atau media sosial profesional
- Kontak email atau nomor WhatsApp (jika diperlukan)
Pastikan semuanya jelas agar mereka bisa menghubungimu dengan mudah.
6. Update Portfolio Secara Berkala
Portfolio bukan sesuatu yang dibuat sekali lalu ditinggalkan. Seiring waktu, skill copywriting-mu akan berkembang dan proyek yang kamu tangani akan semakin beragam. Luangkan waktu untuk memperbarui portfolio-mu secara berkala dengan karya-karya terbaru dan menghapus yang sudah tidak relevan.
Kesimpulan
Membuat portfolio copywriter yang menarik bukan hanya soal menyusun tulisan terbaik, tapi juga tentang bagaimana kamu menceritakan perjalanan dan keahlianmu dengan cara yang meyakinkan. Jika portfolio-mu bisa berbicara dengan sendirinya, HR akan lebih mudah memahami potensimu. Jadi, mulai sekarang, susun portfolio yang bisa menjadi representasi terbaik dari siapa kamu sebagai seorang copywriter. Siap untuk melangkah lebih jauh?