Pasar properti Indonesia pada 2025 diperkirakan tumbuh lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Data Pinhome menunjukkan total inventori meningkat 130%, terutama di wilayah dengan infrastruktur strategis. Permintaan rumah juga naik di semua segmen, dengan rumah sederhana mencatat lonjakan 149%.
Fluktuasi suku bunga Bank Indonesia (BI) tidak menghambat pertumbuhan transaksi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yang meningkat 60%. KPR Take Over mendominasi dengan kontribusi 63% dari total transaksi.
Kebijakan Baru Mempermudah Milenial dan Gen Z Memiliki Rumah
Program 3 Juta Rumah selaras dengan tingginya permintaan rumah sederhana. Kabupaten Tangerang mengalami lonjakan permintaan terbesar, khususnya di Sepatan, Pasar Kemis, dan Rajeg, dengan pertumbuhan tahunan 120%.
Daerah lain juga mengalami peningkatan signifikan, seperti Bandar Lampung (593%), Kota Balikpapan (555%), Kabupaten Sukabumi (292%), dan Kabupaten Malang (265%). Pemerintah dapat memprioritaskan daerah ini agar pembangunan rumah lebih tepat sasaran.
Perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100% hingga Juni 2025 mendorong pembelian rumah di bawah Rp2 miliar. Program ini sebelumnya meningkatkan transaksi properti hingga 54% dalam setahun. Perpanjangan kebijakan ini diharapkan memperkuat tren positif tersebut.
Daya beli masyarakat juga meningkat dengan turunnya BI Rate. Pada September 2024, suku bunga turun dari 6,25% menjadi 6%, mendorong transaksi KPR/KPA naik 58% di kuartal terakhir. Pada Januari 2025, BI Rate kembali turun menjadi 5,75%, memperkuat optimisme pasar.
Peluang Investasi Properti di Luar Pulau Jawa
Pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa semakin membuka peluang investasi properti. Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) kini mencapai 1.042 km dari target 3.000 km. Konektivitas ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menarik pengembang perumahan.
Inventori rumah di wilayah yang dilewati JTTS meningkat pesat. Beberapa daerah mencatat pertumbuhan tinggi, seperti Riau (143%), Lampung (132%), dan Sumatera Utara (123%). Sementara itu, permintaan hunian premium di Bali melonjak sejak awal 2024, dengan pertumbuhan tertinggi 96% pada kuartal ketiga. Proyek MRT dan LRT semakin memperkuat daya tarik investasi di daerah ini.
Optimisme Masa Depan Properti Indonesia
Kombinasi kebijakan insentif, suku bunga rendah, dan pembangunan infrastruktur merata membuka peluang lebih besar bagi Milenial dan Gen Z.
“Kami optimis akses kepemilikan rumah bagi generasi muda semakin nyata. Pinhome akan terus berinovasi dan berkolaborasi untuk membantu mereka mewujudkan impian memiliki rumah,” ujar CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata.
Dengan prospek yang menjanjikan, 2025 menjadi momen tepat untuk mempertimbangkan investasi properti. Baik untuk hunian maupun sebagai aset jangka panjang, pasar properti tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : okezone.com