Lego, perusahaan mainan ikonik asal Denmark, semakin serius dalam mengembangkan permainan digital. Mereka juga menjalin kemitraan dengan merek-merek dewasa seperti Nike dan Formula One. Langkah ini diambil agar tetap relevan bagi anak-anak usia 9 hingga 12 tahun yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digital dan media sosial.
CEO Lego, Niels Christiansen, mengungkapkan bahwa perusahaan memperkuat pengalaman bermain hybrid yang menggabungkan dunia fisik dan digital. Sejak 2022, Lego telah meningkatkan jumlah insinyur perangkat lunaknya hingga tiga kali lipat dan membentuk tim pengembangan sendiri. Mereka juga berhasil meluncurkan kolaborasi dengan game online populer, Fortnite.
“Anak-anak saat ini tumbuh lebih cepat dan mulai mengadopsi media sosial lebih awal. Oleh karena itu, kami harus terus beradaptasi dan menghadirkan pengalaman bermain yang menarik sesuai dengan minat mereka,” ujar Christiansen.
Kolaborasi dengan Merek Dewasa untuk Tetap Relevan
Sebagai bagian dari strategi ini, Lego menggandeng Formula One dan Nike dalam kemitraan yang mulai terlihat hasilnya tahun ini. Christiansen mengisyaratkan bahwa akan ada lebih banyak kolaborasi serupa di masa depan.
“Kami ingin selalu hadir dengan pengalaman bermain yang menarik serta terhubung dengan topik dan passion points yang disukai oleh anak-anak dan remaja,” tambahnya.
Meski industri mainan secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 1%, Lego justru mencatat peningkatan penjualan sebesar 13%. Total penjualan mencapai 74,3 miliar kroner Denmark (sekitar Rp189 triliun). Produk unggulan seperti Lego Technic, City, serta seri bertema Harry Potter dan Star Wars menunjukkan performa yang sangat baik.
Laba operasional perusahaan juga meningkat 10% menjadi 18,7 miliar kroner. Ini terjadi meskipun Lego terus berinvestasi dalam pembangunan pabrik baru di Amerika Serikat dan Vietnam.
Strategi Menghadapi Tantangan Ekonomi Global
Terkait potensi tarif impor Amerika Serikat terhadap barang dari Meksiko—di mana sebagian besar produk Lego untuk pasar Amerika Utara diproduksi—Christiansen menegaskan bahwa pihaknya tidak terburu-buru mengubah jadwal pembukaan pabrik baru di Virginia.
Menurutnya, ketidakpastian ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dampak pandemi dan kenaikan biaya energi, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan jangka panjang. “Kami tidak akan panik. Yang paling penting adalah memastikan produk dan merek kami tetap relevan,” ujarnya.
Selain fokus pada digitalisasi, Lego juga terus berinvestasi dalam material yang lebih ramah lingkungan. Saat ini, sepertiga bahan baku untuk balok Lego berasal dari sumber berkelanjutan.
Perusahaan juga berencana membuka lebih dari 80 toko baru tahun ini. Namun, beberapa gerai di China ditutup karena pergeseran fokus ke kota-kota besar.
Dengan berbagai inovasi ini, Lego membuktikan bahwa mereka bukan sekadar perusahaan mainan. Mereka juga menjadi pelopor dalam menciptakan pengalaman bermain yang terus berevolusi sesuai perkembangan zaman.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : theguardian