Penurunan Kinerja Puma
Hasil mengecewakan dari merek olahraga Puma dan grup fashion Inditex, pemilik Zara, memicu kekhawatiran akan menurunnya minat belanja konsumen di Amerika Serikat. Ketidakpastian kebijakan tarif dari Donald Trump memperburuk situasi.
Saham Puma anjlok lebih dari 20% setelah perusahaan mengungkapkan bahwa pertumbuhan penjualan tahun ini diperkirakan lebih lambat dari ekspektasi. Faktor utama yang mempengaruhi adalah ketegangan geopolitik serta tantangan makroekonomi. Perselisihan perdagangan dan volatilitas mata uang berdampak negatif pada sentimen serta daya beli konsumen.
Piral Dadhania, analis ritel dari Royal Bank of Canada (RBC), menyatakan bahwa daya saing merek, meningkatnya kompetisi, serta distribusi di Amerika Utara menjadi tantangan utama bagi Puma.
Inditex Juga Terpukul, Saham Turun 8%
Saham Inditex turun hingga 8% pada Rabu setelah laporan menunjukkan pertumbuhan penjualan dalam lima pekan hingga 10 Maret hanya mencapai 4%. Angka ini jauh di bawah ekspektasi analis dan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan sebesar 10,5% hingga 31 Januari.
Namun, Inditex tidak terlalu mengkhawatirkan perlambatan ini karena periode tersebut dibandingkan dengan lonjakan penjualan tahun sebelumnya. Bahkan, perusahaan mencatat peningkatan pertumbuhan menjadi 7% dalam pekan terbaru.
Seorang analis yang tidak disebutkan namanya menyebutkan bahwa perlambatan ini kemungkinan besar disebabkan oleh cuaca buruk di Eropa pada Januari lalu.
Laporan keuangan tahunan Inditex juga menunjukkan pelemahan kinerja di wilayah Amerika dibandingkan dengan pasar lainnya. Beberapa analis menduga ketidakpastian tarif di bawah pemerintahan Trump memengaruhi keputusan belanja konsumen di AS dan Meksiko.
Richard Chamberlain, analis RBC lainnya, mengungkapkan adanya indikasi perlambatan kecil di pasar AS. Inditex mengoperasikan sekitar 100 toko dan memiliki penjualan online yang signifikan. “Kami melihat prospek konsumen menjadi lebih menantang,” ujarnya.
Inditex Tetap Optimis Hadapi Ketidakpastian Tarif
Ignacio Fernández, Direktur Keuangan Inditex, menyoroti bahwa pelemahan mata uang di Brasil dan Meksiko telah diimbangi oleh penjualan dalam dolar yang kuat.
Sementara itu, CEO Inditex, Oscar García Maceiras, mengatakan bahwa perusahaan terus memantau situasi terkait tarif AS yang sulit diprediksi. Namun, ia menegaskan bahwa diversifikasi geografis dalam rantai pasokan dan penjualan memberikan keuntungan kompetitif bagi Inditex.
Ia juga menambahkan bahwa strategi produksi Inditex sebagian besar berpusat di Spanyol, Portugal, Maroko, dan Turki. Strategi ini memberikan fleksibilitas serta keunggulan kompetitif. Dengan pendekatan ini, perusahaan tetap mempertahankan margin keuntungan meskipun ada tantangan dari kebijakan tarif AS.
Dalam situasi ekonomi yang semakin dinamis, baik Puma maupun Inditex harus menghadapi tantangan global yang dapat memengaruhi daya beli konsumen, khususnya di pasar utama seperti Amerika Serikat.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : theguardian