PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menegaskan bahwa prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) bukan sekadar tren sesaat. ESG adalah strategi fundamental yang mengarahkan bisnisnya di tingkat global. Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa perseroan telah membangun struktur organisasi yang kuat. Struktur ini mencakup komite hingga divisi khusus yang memastikan implementasi keberlanjutan berjalan optimal.
“Proses bisnis dan operasional BRI telah disesuaikan dengan standar domestik maupun internasional terkait ESG. Kami telah menyusun strategi keberlanjutan yang berfokus pada tiga pilar utama: Lingkungan (Environmental), Sosial (Social), dan Tata Kelola (Governance),” ujar Sunarso dalam acara Kompas 100 Outlook: Investasi Berkelanjutan di dalam Ekosistem Bisnis Global, Februari lalu.
Mewujudkan Ekonomi Rendah Karbon melalui Pilar Lingkungan
Sebagai bentuk komitmen terhadap lingkungan, BRI aktif mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Fokus utama dalam hal ini adalah penerapan manajemen risiko perubahan iklim. Upaya tersebut diperkuat dengan inisiatif Green Network dan Green Banking.
Penguatan Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan UMKM
Dari sisi sosial, BRI berperan aktif dalam meningkatkan inklusi serta literasi keuangan. Upaya ini terutama ditujukan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hingga akhir 2024, total kredit yang telah disalurkan mencapai Rp1.354,64 triliun, meningkat 6,97 persen secara tahunan. Dari jumlah tersebut, 81,97 persen atau setara Rp1.110,37 triliun disalurkan ke sektor UMKM.
Tak hanya itu, BRI juga menerapkan Human Capital Management dalam pengelolaan tenaga kerja. Perusahaan juga menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai kontribusi nyata dalam pembangunan sosial dan lingkungan berkelanjutan.
Memperkuat Tata Kelola untuk Bisnis Berkelanjutan
Dalam pilar Tata Kelola (Governance), BRI terus memperkuat prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Perusahaan juga memastikan praktik bisnisnya selaras dengan standar etika global. Hal ini dilakukan untuk menghindari praktik greenwashing serta meningkatkan pengelolaan risiko terkait ESG, termasuk ancaman siber di era digital.
Pembiayaan Berkelanjutan melalui Green Loan dan Social Loan
Sebagai bagian dari keuangan berkelanjutan, BRI telah menyalurkan dana melalui sustainability finance. Hingga Desember 2024, tercatat Green Loan yang disalurkan mencapai Rp86,6 triliun. Sementara itu, Social Loan mencapai Rp698,7 triliun. Pembiayaan ini bertujuan mendukung pertumbuhan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Green Bond BRI Disambut Antusias oleh Pasar
Dari sisi pendanaan, BRI mengembangkan sustainable funding activities dengan menerbitkan Green Bond senilai Rp13,5 triliun sejak 2022. Green Bond tahap pertama senilai Rp5 triliun diterbitkan pada 21 Juli 2022. Kemudian, tahap kedua sebesar Rp6 triliun dirilis pada Oktober 2023, dan tahap ketiga senilai Rp2,5 triliun pada 20 Maret 2024.
Sunarso mengungkapkan bahwa setiap penerbitan Green Bond selalu mengalami oversubscribe. Hal ini menandakan tingginya minat pasar terhadap instrumen keuangan berkelanjutan.
ESG: Bukan Hanya Kewajiban, Tetapi Strategi Bisnis Masa Depan
Sejalan dengan langkah BRI, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menekankan bahwa penerapan ESG bukan hanya kewajiban. ESG telah menjadi bagian integral dari strategi bisnis yang meningkatkan nilai perusahaan di mata investor dan pemangku kepentingan.
“Saat ini, investasi berkelanjutan di pasar modal Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai aset kelolaan pada produk investasi pasif bertema ESG,” tutup Jeffrey.
Dengan berbagai langkah strategis ini, BRI semakin memperkokoh posisinya sebagai institusi keuangan. Perusahaan tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : cnnindonesia.com