Harga Minyak Mentah Melonjak, CPO Naik, dan Batu Bara Melemah: Begini Tren Pasar Komoditas

Sumber Foto : Canva

Dalam upaya memperkuat posisi industri tambang nasional, AMMN terus melakukan transformasi melalui pengembangan smelter. Pada 12 Februari 2025, perusahaan berhasil memproduksi anoda tembaga pertamanya, yang menjadi tonggak penting dalam proyek smelter mereka. Sementara itu, produksi katoda tembaga pertama dijadwalkan akan terealisasi pada akhir Maret 2025.

Faktor Pendorong: Produksi Logam Naik Tajam

Keberhasilan AMMN dalam mencatatkan pertumbuhan laba tak lepas dari lonjakan produksi logam yang signifikan. Sepanjang 2024, perusahaan mencatat peningkatan produksi tembaga sebesar 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, produksi emas melonjak drastis hingga 73 persen, menjadikannya titik tertinggi sejak tambang Batu Hijau mulai beroperasi pada tahun 2000.

Sejalan dengan itu, produksi konsentrat juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 39 persen, mencapai 755.083 metrik ton kering. Peningkatan ini didukung oleh strategi pertambangan yang lebih optimal serta kondisi cuaca yang relatif stabil sepanjang tahun.

Proyeksi 2025: Produksi Logam Diprediksi Menurun

Memasuki tahun 2025, AMMN mengantisipasi produksi logam yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh transisi dari penambangan bijih segar di Fase 7 ke penambangan material batuan penutup di Fase 8.

Sebagian besar bijih yang akan diproses berasal dari stockpile dan bijih berkadar rendah dari lingkaran luar Fase 8. Kandungan tembaga dan emas dalam bijih ini lebih rendah dibandingkan dengan bijih dasar yang sebelumnya ditambang dari Fase 7 dan 8.

AMMN memproyeksikan produksi konsentrat sebesar 430.000 metrik ton kering pada tahun 2025, yang mengandung sekitar 228 juta pon tembaga dan 90.000 ons emas.

EBITDA Tumbuh 40 Persen, Utang Meningkat

Dari sisi kinerja keuangan, EBITDA perusahaan meningkat 40 persen menjadi USD 1.426 juta dibandingkan USD 1.019 juta pada tahun sebelumnya. Margin EBITDA pun mengalami peningkatan dari 50 persen menjadi 54 persen, mencerminkan efisiensi operasional yang semakin baik.

Namun, total utang perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 33 persen, mencapai USD 4.285 juta per 31 Desember 2024. Meski demikian, dengan total kas dan setara kas sebesar USD 754 juta, total utang bersih AMMN berada di angka USD 3.531 juta. Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto, mengungkapkan bahwa perusahaan telah berhasil melakukan refinancing pinjaman jangka panjang dengan ketentuan yang lebih menguntungkan.

Kinerja Cemerlang: Laba Bersih Naik 148 Persen

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan lonjakan laba bersih signifikan pada tahun 2024, mencapai USD 642 juta atau sekitar Rp 10,59 triliun (kurs Rp 16.498). Angka ini melonjak 148 persen dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yang hanya USD 259 juta atau sekitar Rp 4,27 triliun.

Kinerja positif ini didorong oleh peningkatan penjualan bersih sebesar 31 persen, naik dari USD 2.033 juta menjadi USD 2.664 juta. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan margin laba bersih perusahaan dari 13 persen menjadi 24 persen.

Dengan capaian positif di 2024 dan strategi bisnis yang solid, AMMN optimistis dapat terus berkembang meskipun menghadapi tantangan produksi di tahun 2025.

Baca artikel seru lainnya di sini!


Sumber : kumparan.com

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *