Di tengah bangkitnya minat terhadap aset kripto, Fidelity Investments, salah satu manajer aset terbesar di Amerika Serikat, mulai melakukan uji coba stablecoin miliknya sendiri. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa lembaga keuangan konvensional semakin terbuka terhadap inovasi di dunia aset digital.
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang dirancang untuk menjaga nilai tetap, biasanya dipatok ke dolar AS dengan rasio 1:1. Dengan stabilitas nilai tersebut, stablecoin mempermudah investor dalam memindahkan dana antar aset digital tanpa terpapar fluktuasi harga yang ekstrem seperti pada Bitcoin atau Ethereum. Selain efisien, penggunaannya juga dinilai lebih praktis untuk transaksi harian dan perdagangan aset digital.
Menurut data dari CoinGecko, saat ini ada lebih dari $239 miliar stablecoin yang beredar secara global. Yang terbesar adalah Tether, perusahaan berbasis di El Salvador yang telah menerbitkan stablecoin senilai lebih dari $140 miliar. Model bisnis Tether terbukti menguntungkan, karena perusahaan memperoleh pendapatan dari bunga cadangan yang dijadikan jaminan nilai token mereka.
Dukungan Politik Perkuat Posisi Kripto
Tren ini tidak muncul begitu saja. Dukungan politik juga turut mendorong kepercayaan pasar terhadap ekosistem kripto. Mantan Presiden AS, Donald Trump, secara terbuka menunjukkan dukungannya terhadap sektor ini. Bahkan, proyek barunya yang bernama World Liberty Financial telah mengumumkan rencana peluncuran stablecoin sendiri yang didukung oleh aset-aset kuat seperti obligasi pemerintah AS, dolar tunai, dan instrumen kas lainnya.
Kondisi ini memberikan sinyal positif bagi pemain institusional lain untuk mulai melirik peluang di sektor stablecoin, termasuk Fidelity.
Fidelity Perluas Inovasi Digital
Sejatinya, Fidelity bukan pemain baru di ranah aset digital. Sebelumnya, pada Januari 2024, perusahaan ini telah meluncurkan produk exchange-traded fund (ETF) berbasis Bitcoin setelah disetujui oleh regulator di Amerika Serikat. Produk tersebut memberikan akses investasi kripto dengan cara yang lebih aman dan teregulasi bagi investor ritel maupun institusi.
Tidak berhenti di situ, pada 21 Maret lalu, divisi aset digital Fidelity juga mengajukan permohonan untuk merilis reksa dana pasar uang berbasis tokenisasi. Inovasi ini memungkinkan pencatatan kepemilikan dilakukan tidak hanya melalui sistem elektronik konvensional, tetapi juga menggunakan teknologi blockchain. Tujuannya adalah menciptakan sistem keuangan yang lebih efisien, transparan, dan mudah dilacak.
Meski saat ini uji coba stablecoin Fidelity belum mengarah pada peluncuran resmi, pengujian ini menunjukkan komitmen jangka panjang perusahaan terhadap transformasi digital di sektor keuangan.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : www.reuters.com