Wall Street anjlok tajam minggu ini, mencatat kerugian terbesar sejak awal pandemi Covid-19 pada 2020. Investor global merespons negatif terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memperkenalkan tarif impor dalam skala besar. Kebijakan tersebut dikhawatirkan memicu ketegangan perdagangan internasional yang lebih luas.
Pada Jumat lalu, Trump menyatakan tidak akan mundur dari rencananya. Padahal, Ketua Federal Reserve Jerome Powell sudah memperingatkan bahwa langkah ini berpotensi memicu inflasi dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Bukannya meredakan kekhawatiran pasar, Trump justru memperkuatnya lewat unggahan di Truth Social dengan pernyataan keras: “ONLY THE WEAK WILL FAIL!”
China pun segera menanggapi dengan ancaman pembalasan, membuka peluang terjadinya perang dagang besar antara dua ekonomi terbesar dunia. Pemerintah di berbagai negara juga mulai menyusun respons atas ketidakpastian global ini.
Pasar Saham Global Terpuruk, Nilai Triliunan Hilang
S&P 500 turun 322 poin atau sekitar 6%, sementara Dow Jones kehilangan 2.231,07 poin (5,2%) dalam sehari. Dalam dua hari, nilai pasar yang lenyap mencapai sekitar $6,4 triliun menurut data dari Dow Jones Market Data. Nasdaq Composite yang berfokus pada saham teknologi juga merosot 5,8% dan resmi masuk wilayah bearish setelah turun lebih dari 20% sejak Desember.
Secara keseluruhan, S&P 500 merosot 9,1% sepanjang pekan—penurunan lima hari terburuk sejak Maret 2020.
Tarif baru yang diumumkan Trump pada Rabu lalu mengecualikan sektor energi. Menurut pengamat, hal ini mencerminkan keberpihakan presiden pada kepentingan industri minyak besar. Laporan dari Washington Post menyebut Trump baru menyetujui detail akhir kebijakan ini hanya beberapa jam sebelum diumumkan.
Pelemahan pasar tidak terbatas di AS. Bursa saham global juga ikut terimbas. FTSE 100 di London turun 5%, CAC 40 di Paris anjlok 4,3%, dan indeks Nikkei 225 di Tokyo melemah 2,8%.
Jerome Powell menegaskan bahwa efek dari tarif ini kemungkinan jauh lebih besar dari yang diperkirakan. “Harga akan naik signifikan, dan pertumbuhan ekonomi akan melambat secara nyata,” ujarnya.
Baca artikel seru lainnya di sini!
Sumber : theguardian.com