Bekerja dari Rumah: Ciptakan Ruang Kerja yang Bebas Gangguan

bekerja dari rumah
Sumber : Freepik

Dulu, kita cuma bisa membayangkan betapa nyamannya kerja dari rumah. Bangun tanpa buru-buru, nggak perlu dandan, dan bisa kerja pakai piyama. Tapi setelah dijalani? Ternyata tidak semanis itu.

Mulai dari suara tetangga renovasi, godaan kasur yang seolah memanggil setiap 15 menit, sampai notifikasi WhatsApp grup keluarga yang selalu aktif di jam kerja — semua bisa bikin fokus kamu hilang arah.

Kerja dari rumah memang memberi fleksibilitas, tapi juga menuntut disiplin ekstra. Supaya kamu tetap bisa produktif (tanpa stres), yuk ciptakan ruang kerja di rumah yang nyaman dan minim gangguan. Gak perlu mahal, cukup cerdas dan terencana.


1. Pisahkan Area Kerja dari Area Santai

Kuncinya bukan soal luas ruang, tapi soal batasan mental. Kalau kamu kerja di tempat yang sama dengan tempat rebahan, otak akan sulit membedakan kapan harus serius dan kapan boleh santai.

Solusinya: pilih satu sudut khusus di rumah sebagai “zona kerja”. Bisa di pojok kamar, dekat jendela, atau bahkan di meja lipat dekat dapur. Yang penting, area ini khusus untuk bekerja, bukan tempat multitasking sambil Netflix-an.


2. Rapikan Meja, Ringankan Pikiran

Lingkungan yang berantakan bikin otak cepat capek. Kalau meja kerja penuh kabel kusut, gelas kopi sisa kemarin, dan catatan tempel di mana-mana, jangan heran kalau kamu jadi gampang terdistraksi.

Luangkan 5 menit sebelum dan sesudah kerja untuk merapikan meja. Simpan hanya yang penting: laptop, buku catatan, botol minum. Semakin simpel, semakin damai pikiranmu.


3. Cahaya dan Udara: Faktor yang Sering Dilupakan

Kerja di ruang minim cahaya bisa bikin kamu cepat lelah, apalagi kalau sirkulasi udaranya buruk. Akhirnya, konsentrasi pun drop dan pekerjaan terasa lebih berat.

Usahakan duduk dekat jendela untuk mendapat pencahayaan alami. Kalau gak bisa, pakai lampu meja dengan cahaya netral. Buka jendela sesekali biar udara segar masuk — oksigen yang cukup bikin otak lebih siaga dan semangat.


4. Duduk Nyaman Itu Investasi

Postur tubuh saat kerja memengaruhi energi dan fokus. Duduk bungkuk di sofa atau kursi makan bikin cepat pegal, yang akhirnya bikin kamu… rebahan. Lagi.

Kalau belum bisa beli kursi kerja ergonomis, kamu bisa akali dengan:

  • Tambahan bantal untuk sandaran
  • Tumpukan buku sebagai dudukan laptop
  • Gunakan kotak kecil untuk alas kaki agar posisi duduk lebih stabil

Nyaman bukan berarti mewah, tapi disesuaikan dengan kebutuhan tubuhmu.


5. Tetapkan Jam Kerja yang Konsisten

Salah satu jebakan WFH adalah waktu kerja yang blur. Tiba-tiba jam 9 malam kamu masih buka spreadsheet, padahal kerjaan tadi pagi belum selesai juga.

Tentukan jam kerja harian yang jelas. Misalnya 09.00–17.00. Gunakan timer atau aplikasi seperti Google Calendar untuk mengatur waktu fokus, istirahat, makan siang, dan bahkan waktu selesai kerja. Disiplin waktu = pikiran lebih tenang.


6. Peredam Gangguan: Dari Headset Sampai Aplikasi

Kalau kamu tinggal di rumah yang ramai, gangguan suara bisa jadi tantangan berat. Gunakan headset noise cancelling atau dengarkan white noise dari aplikasi seperti:

  • Noisli / Endel: suara hujan, hutan, atau cafe
  • Brain.fm: musik fokus berbasis neuroscience
  • Forest: bantu fokus dengan menanam pohon virtual

Atur HP-mu ke mode fokus atau “Do Not Disturb” selama jam kerja. Ingat, kamu punya kendali atas distraksi digitalmu.


7. Komunikasikan dengan Keluarga

Kerja dari rumah seringkali berbagi ruang dengan orang lain. Entah itu pasangan, anak, atau orang tua. Supaya nggak saling ganggu, kamu bisa komunikasikan:

  • Jadwal kerja harian
  • Momen rapat penting
  • Permintaan untuk tidak diganggu saat kamu pakai headset

Kerja lancar, hubungan keluarga pun tetap adem.


Penutup: Rumah Bisa Jadi Kantor Paling Produktif

Ruang kerja yang bebas gangguan bukan soal mewahnya ruangan, tapi soal bagaimana kamu mendesain pengalaman kerja yang mendukung fokus, kenyamanan, dan kesehatan mental.

Dengan sedikit penyesuaian ruang, disiplin waktu, dan komunikasi yang baik, rumah bisa jadi tempat kerja paling ideal — bahkan lebih nyaman dari kantor.


Baca artikel sebelumnya dalam seri ini:

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *