Harga minyak global melonjak pada Jumat setelah Menteri Energi Amerika Serikat, Chris Wright, mengatakan bahwa AS bisa menghentikan ekspor minyak Iran. Hal ini bertujuan untuk menekan Iran terkait program nuklirnya. Pernyataan tersebut memicu kekhawatiran akan berkurangnya pasokan minyak dunia.
Kontrak berjangka Brent ditutup pada $64,76 per barel, naik $1,43 atau 2,26%. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri sesi di $61,50 per barel, juga naik $1,43 atau 2,38%.
Dampak Geopolitik dan Perdagangan Global terhadap Harga Minyak
Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates, menjelaskan bahwa penegakan ketat terhadap sanksi ekspor minyak Iran bisa memangkas pasokan global. Namun, ia memperkirakan Tiongkok akan tetap membeli minyak dari Iran meski ada sanksi.
Kenaikan harga ini juga dipengaruhi oleh kebijakan tarif baru Presiden AS, Donald Trump. Kebijakan ini membuat pasar menilai kembali risiko geopolitik yang memengaruhi pasar minyak. John Kilduff dari Again Capital menyatakan, “AS kini menjadi sumber risiko geopolitik yang signifikan.” Ia membandingkan situasi ini dengan dampak invasi Rusia ke Ukraina.
Pada Jumat, Tiongkok mengumumkan kenaikan tarif barang-barang AS menjadi 125%. Ini adalah balasan atas tarif yang diterapkan Trump, yang menaikkan tarif terhadap produk Tiongkok menjadi 145%. Ketegangan ini memperburuk kondisi pasar global.
Meskipun beberapa tarif ditunda selama 90 hari, dampaknya sudah terasa. Analis memperkirakan ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok akan menghambat perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi. Ini dapat mengurangi permintaan minyak dunia.
Lembaga Informasi Energi AS (EIA) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak untuk tahun ini dan tahun depan. Proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2025 juga diperkirakan akan melambat karena dampak tarif AS.
Direktur UNCTAD, badan perdagangan PBB, memperingatkan bahwa tarif AS dapat berdampak “katastropik” bagi negara-negara berkembang. Hal ini dapat menurunkan konsumsi minyak secara global.
Daniel Hynes dari ANZ Bank memperkirakan jika pertumbuhan ekonomi dunia turun di bawah 3%, konsumsi minyak global bisa berkurang 1%. Ini menunjukkan dampak signifikan dari ketegangan perdagangan global terhadap pasar energi.
Ingin tahu lebih banyak tentang strategi bisnis dan dampak geopolitik terhadap ekonomi global?
Temukan artikel menarik lainnya di roledu
Sumber : reuters.com