Tesco, bisnis ritel makanan terbesar di Inggris, memprediksi penurunan laba tahunan akibat meningkatnya persaingan ketat pasar ritel. Langkah ini diambil setelah Asda, pesaing utama yang menempati posisi ketiga, mengumumkan pemotongan harga besar-besaran demi merebut kembali pangsa pasar.
CEO Tesco, Ken Murphy, menyebut bahwa situasi ini mencerminkan peningkatan intensitas persaingan di seluruh sektor. “Semua kompetitor berusaha mempertahankan pangsa yang sebelumnya telah kami rebut,” ujarnya. Tanpa secara eksplisit menyatakan perang harga, Tesco baru-baru ini memangkas harga ratusan produk penting.
Strategi Bertahan di Tengah Tekanan
Meskipun berada di bawah tekanan, performa Tesco masih menunjukkan tren positif. Laba operasional untuk tahun 2024/25 naik 10,6% menjadi £3,13 miliar, sedikit melampaui ekspektasi analis. Namun, untuk tahun fiskal 2025/26, perusahaan memproyeksikan laba antara £2,7–£3,0 miliar—lebih rendah dari rata-rata perkiraan analis sebesar £3,2 miliar.
Pangsa pasar Tesco kini mendekati 28%, tertinggi sejak 2016. Penjualan kuartal keempat naik 4,3%, dibanding 3,8% pada kuartal sebelumnya. Namun, proyeksi penurunan laba ini tetap memicu penurunan saham Tesco lebih dari 6%, menambah tekanan setelah sebelumnya merosot 11% sejak pengumuman dari Asda bulan lalu. Saham kompetitor seperti Sainsbury’s dan Marks & Spencer juga mengalami penurunan.
Di sisi lain, bisnis ritel seperti Tesco kini juga dihadapkan pada lonjakan biaya operasional. Mulai dari kenaikan gaji minimum, tarif asuransi sosial yang lebih tinggi, hingga pajak kemasan baru—semuanya berpotensi menambah beban hingga £415 juta. Tesco menargetkan efisiensi sebesar £500 juta guna menyeimbangkan kenaikan tersebut.
Meskipun tantangan terus berdatangan, manajemen tetap menunjukkan optimisme. Tesco meluncurkan program pembelian kembali saham senilai £1,45 miliar serta meningkatkan dividen sebesar 13,2%. CFO Imran Nawaz menyebut langkah ini sebagai bentuk kepercayaan pada ketahanan bisnis ritel Tesco di tengah kondisi pasar yang semakin kompetitif.
Ingin tahu strategi usaha lainnya untuk bertahan di tengah persaingan digital yang semakin kompleks?
Temukan jawabannya di artikel-artikel lainnya di sini: roledu.com/artikel
Sumber : reuters.com