Pagi yang tenang di pinggiran Dublin mendadak berubah saat satu demi satu drone mengudara dari sebuah pusat perbelanjaan. Tanpa banyak disadari orang, drone-drone itu melesat ke berbagai arah membawa kantong kertas berisi pesanan. Di ketinggian sekitar 21 meter, mereka bergerak cepat, efisien, dan hampir tak menarik perhatian.
“Inilah masa depan pengiriman,” ujar Bobby Healy, pendiri Manna Aero, startup asal Dublin yang mengembangkan layanan ini. Meski warga sekitar tampak tak acuh, inovasi ini merupakan bagian dari ambisi besar untuk merevolusi sistem belanja dengan pengiriman instan melalui drone.
Ambisi Global Dimulai dari Irlandia
Manna Aero bukan satu-satunya yang mengejar mimpi ini. Amazon, Wing (anak perusahaan Google), hingga startup Zipline dari California juga tengah mengembangkan layanan serupa. Namun, Manna membuktikan diri sebagai pemain yang tak bisa diremehkan. Hingga kini, mereka telah melakukan lebih dari 200.000 pengiriman di Blanchardstown, Dublin, dan juga di Helsinki, Finlandia.
Berkat kerja sama dengan platform seperti Just Eat dan DoorDash, Manna berpotensi memperluas layanannya ke berbagai sektor—mulai dari restoran, toko perkakas, hingga penjual buku. Di aplikasinya, wartawan The Guardian mencoba memesan dua cangkir kopi ke sebuah rumah di Dublin. Hanya dalam 16 menit, kopi itu tiba, masih hangat dan tanpa tumpah—langsung dijatuhkan dari drone melalui tali ramah lingkungan.
Efisien, Cepat, dan Ramah Energi
Yang membedakan layanan ini dari pengiriman konvensional adalah efisiensinya. Drone tidak membawa manusia, sehingga penggunaan energi jauh lebih hemat. Menurut Healy, satu unit drone bisa menyelesaikan hingga 80 pengiriman per hari—lebih dari dua kali lipat kapasitas rata-rata kurir sepeda listrik.
Drone tersebut bekerja secara otonom sejak diizinkan terbang. Dalam enam menit, drone akan tiba dan melayang di atas halaman rumah. Operator hanya turun tangan jika harus memastikan area pendaratan aman dari manusia atau kendaraan.
Teknologi Lokal, Skala Global
Manna mendesain drone-nya di Dublin dan Monmouth, Wales, menggunakan komponen berstandar industri penerbangan yang sebagian besar diproduksi di China. Berat tiap unit mencapai 23kg, termasuk beban maksimum 4kg. Cukup untuk mengantar empat pizza ukuran besar atau beberapa buku. Namun, ukuran barang lebih menjadi kendala dibanding beratnya. Pernah, pesanan tisu toilet sebanyak 24 gulung harus dibagi dua karena tak muat.
Dengan delapan motor dan parasut darurat yang hanya pernah dipakai satu kali dari 200.000 penerbangan, sistem ini telah diaudit oleh otoritas penerbangan Eropa. Manna juga menggunakan lahan kecil berisi kontainer dan zona pendaratan untuk mengelola operasi harian, termasuk pengisian ulang baterai.
Target Jutaan Pengguna dan Ekspansi ke Inggris
Saat ini, cakupan layanan drone pengantar barang Manna menjangkau 150.000 penduduk di Blanchardstown. Pada akhir tahun ini, mereka menargetkan menjangkau satu juta orang di seluruh Dublin. Area pusat kota belum menjadi prioritas karena keterbatasan area pendaratan, meski pengiriman ke atap gedung tengah dieksplorasi.
Ekspansi ke Inggris sempat tertunda akibat regulasi. Namun, adopsi standar drone Uni Eropa yang dimulai April ini memberi harapan layanan akan diluncurkan tahun ini atau paling lambat 2026. Di Irlandia, pengguna dikenai biaya pengiriman €1,99, namun Manna berencana membebaskan biaya tersebut di Inggris, dengan sistem komisi dari mitra bisnis.
Tantangan dan Potensi Masa Depan
Meski setiap penerbangan kini sudah menghasilkan keuntungan, pengembangan skala besar tetap menantang. Dengan pendanaan sekitar €60 juta dari investor termasuk Coca-Cola dan Patrick Collison (pendiri Stripe), Manna tetap optimistis. Tantangan lain seperti kemungkinan gangguan dari drone lain atau respons publik juga menjadi perhatian.
Namun Healy yakin, masa depan belanja instan ada di langit. “Jika semuanya bisa dikirim dalam tiga menit, itu adalah cara baru yang bisa menyaingi raksasa seperti Amazon,” ujarnya. “Ini memberi kekuatan baru bagi bisnis kecil untuk bersaing.”
Baca artikel lainnya tentang inovasi teknologi bisnis digital di sini:
Temukan insight terbaru lainnya di artikel kami
Sumber : TheGuardian.com