Bank of England baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengenai potensi risiko dari penggunaan kecerdasan buatan (AI) di pasar keuangan. Laporan Komite Kebijakan Keuangan (FPC) menyoroti bahaya AI yang semakin banyak digunakan. AI yang lebih mandiri bisa memanipulasi pasar untuk keuntungan bank dan trader.
AI dapat belajar bahwa volatilitas pasar yang tinggi meningkatkan peluang keuntungan. Dengan pengetahuan ini, AI bisa menyebabkan pergerakan besar di harga saham atau obligasi. Hal ini bisa terjadi dengan mengeksploitasi kelemahan perusahaan lain di pasar.
FPC juga mengingatkan bahwa AI bisa memfasilitasi kolusi atau manipulasi pasar tanpa pengawasan manusia. Model AI yang sangat canggih bisa melakukan hal ini tanpa niat atau kesadaran dari manajer manusia.
Risiko Lain yang Ditimbulkan oleh AI dalam Keuangan
Selain potensi manipulasi pasar, AI juga membuka peluang untuk “data poisoning.” Pihak jahat bisa memanipulasi model pelatihan AI. Mereka bisa mengelabui bank untuk melakukan kegiatan ilegal, seperti pencucian uang atau pendanaan terorisme.
Ketergantungan pada penyedia AI yang sama di banyak perusahaan juga membawa risiko. Kesalahan dalam model bisa menyebabkan kerugian besar. Ini bisa mengingatkan kita pada krisis finansial 2008, ketika kesalahan kolektif dalam penilaian risiko menyebabkan gelembung utang.
Kekhawatiran Tentang Peran AI di Masa Depan Keuangan
FPC mencatat bahwa lebih dari separuh paten yang diajukan oleh perusahaan perdagangan algoritmik terkait dengan AI. Hal ini menunjukkan betapa besar peran AI dalam dunia keuangan. Meski demikian, risiko sistemik tetap ada. AI bisa meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan, namun juga menambah kerentanannya.
Baca juga artikel lainnya seputar bisnis digital dan strategi pemasaran di era baru:
Lihat semua artikel di sini
Sumber : TheGuardian.com