Strategi Vodafone mulai menunjukkan dampak positif setelah melalui serangkaian langkah drastis. Di bawah kepemimpinan CEO Margherita Della Valle, perusahaan menjual divisi di Spanyol senilai €5 miliar dan Italia senilai €8 miliar. Transformasi ini bertujuan menyederhanakan operasi dan memulihkan kinerja di pasar utama seperti Jerman.
Meski mencatat penurunan laba operasional sebesar 74% menjadi €3,7 miliar pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2024, hal ini sebagian besar akibat tak adanya keuntungan luar biasa seperti penjualan Vantage Towers di tahun sebelumnya. Vodafone tetap optimistis, terutama karena Jerman mulai kembali menunjukkan pertumbuhan.
Transformasi Berlanjut: Efisiensi, Merger, dan Tantangan Keamanan
Vodafone menargetkan pengurangan biaya sebesar €1 miliar dan telah memangkas 5.000 posisi. Perusahaan juga berencana menghapus 2.000 pekerjaan tambahan, dengan target total 11.000 posisi hingga 2026. Di sisi lain, merger yang direncanakan dengan Three di Inggris masih dievaluasi oleh CMA karena kekhawatiran dampaknya terhadap konsumen.
Untuk menjaga daya saing, Vodafone akan meningkatkan pengalaman pelanggan dan mempercepat pertumbuhan bisnis. Dana dari hasil penjualan aset akan digunakan untuk program pembelian kembali saham—€2 miliar dari Spanyol pada 2025 dan €2 miliar dari Italia pada 2026.
Namun, muncul kekhawatiran terkait kepemilikan 14,6% saham Vodafone oleh Emirates Telecommunications, yang dinilai pemerintah Inggris berisiko terhadap keamanan nasional. Sebuah laporan independen dari tim pengacara, termasuk Sir Robert Buckland KC, menyoroti potensi ancaman dari akses data dan menyarankan pembentukan komite keamanan independen yang melibatkan pakar eksternal.
Vodafone menanggapi dengan menegaskan sistem perlindungan data pelanggan sudah sesuai standar tinggi. Akses terhadap data sensitif dibatasi hanya untuk tim terverifikasi, dan CEO pun tidak bisa mengaksesnya. Selain itu, Vodafone mengaku terus menjalankan kebijakan HAM yang sesuai dengan standar internasional.
Baca juga artikel menarik lainnya di sini:
Jangan lewatkan wawasan digital marketing dan tren bisnis terbaru di sini.
Sumber : TheGuardian.com