Penjualan Mobil Listrik Lesu, Industri Otomotif Desak Pemerintah Turun Tangan

penjualan mobil listrik
Sumber : Canva

Meskipun penjualan mobil di Inggris naik tipis pada April 2024, kenaikan ini banyak didorong oleh pembelian dari perusahaan atau armada bisnis. Sebaliknya, minat dari pembeli individu terhadap mobil listrik justru menurun cukup tajam.

Data menunjukkan bahwa total pendaftaran kendaraan naik 1% dari tahun sebelumnya menjadi 134.000 unit. Namun, penjualan kepada konsumen pribadi turun hampir 18%. Angka ini menjadi perhatian serius bagi produsen kendaraan listrik.

Dalam empat bulan pertama 2024, pangsa pasar mobil listrik baterai (BEV) hanya naik 0,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Saat ini, pangsanya baru mencapai 15,7%. Pertumbuhan ini jauh lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Permintaan Insentif dan Perbaikan Infrastruktur

Pelaku industri khawatir target pemerintah tidak tercapai. Pemerintah menetapkan 22% dari penjualan mobil baru di 2024 harus berasal dari kendaraan nol emisi. Namun, pertumbuhan saat ini belum mendukung target tersebut.

Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT), asosiasi otomotif Inggris, menyerukan dukungan pemerintah. Mereka meminta pemangkasan pajak pertambahan nilai (VAT) hingga setengahnya untuk pembelian mobil listrik baru. Mereka juga mengusulkan revisi aturan pajak kendaraan mewah yang akan diberlakukan untuk mobil listrik mulai April 2025.

SMMT juga menyoroti kurangnya infrastruktur pengisian daya. Saat ini, tersedia satu charger umum untuk setiap 35 mobil plug-in. Meskipun pemasangan charger meningkat, persebarannya masih belum merata. Hal ini membuat kepercayaan konsumen terhadap kendaraan listrik menurun.

Mike Hawes, CEO SMMT, mengatakan bahwa insentif pemerintah sangat dibutuhkan. Produsen tak bisa menanggung sendiri biaya transisi ke kendaraan listrik secara massal. Ia juga menyarankan agar mobil listrik tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah, melainkan kendaraan arus utama.

Harga Tinggi Masih Jadi Penghalang

Mobil listrik masih sekitar 35% lebih mahal dibanding mobil bensin atau diesel. Ini menjadi salah satu penghalang utama. Beberapa produsen memang telah menawarkan diskon besar. Namun, insentif tersebut belum cukup untuk menarik pembeli dalam jumlah besar.

Ian Plummer dari Auto Trader menyebut pemotongan harga yang dilakukan pabrikan cukup menarik perhatian konsumen. Meski begitu, ia menilai bahwa perlu langkah yang lebih agresif agar adopsi kendaraan listrik bisa meluas.

Lisa Watson dari Close Bros Motor Finance juga menyuarakan keprihatinan. Menurutnya, penjualan mobil bensin yang masih dominan menunjukkan perlunya perbaikan infrastruktur dan dukungan lebih kuat dari pemerintah.

Baca artikel menarik lainnya seputar tren teknologi, digital marketing, dan bisnis di sini:
Lihat artikel lainnya


Sumber : TheGuardian.com

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *