Netflix kuartal pertama 2025 menunjukkan performa yang solid. Pendapatannya tumbuh 13% dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai US$ 10,54 miliar. Lonjakan ini ditopang oleh pendapatan langganan serta strategi iklan yang mulai menunjukkan hasil positif.
Kinerja Keuangan di Atas Ekspektasi
Hingga akhir Maret 2025, Netflix berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 2,89 miliar, atau US$ 6,61 per saham. Angka tersebut melampaui proyeksi analis dari LSEG yang memperkirakan laba hanya sebesar US$ 5,71 per saham. Pada periode yang sama tahun lalu, laba per saham Netflix berada di angka US$ 5,28.
Pendapatan perusahaan juga sedikit melampaui target pasar, yaitu US$ 10,54 miliar dari proyeksi US$ 10,52 miliar. Meskipun pertumbuhan jumlah pelanggan melambat, strategi monetisasi melalui iklan dan penyesuaian harga berhasil menjaga kinerja tetap stabil.
Per Januari 2025, Netflix menaikkan harga langganan. Paket standar kini menjadi US$ 17,99 per bulan, paket dengan iklan naik ke US$ 7,99, dan paket premium mencapai US$ 24,99.
Untuk pertama kalinya, Netflix tidak lagi melaporkan jumlah pelanggan kuartalan. Perusahaan kini mengalihkan fokus pada indikator seperti pendapatan dan profitabilitas sebagai tolok ukur utama performa bisnis.
Strategi Baru dan Ekspansi Teknologi Iklan
Dalam laporan terbarunya, Netflix memproyeksikan pendapatan sepanjang 2025 berada di kisaran US$ 43,5 miliar hingga US$ 44,5 miliar. Perusahaan menegaskan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam prospek bisnis jangka menengah maupun panjang.
Di tengah ketidakpastian pasar akibat kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump, saham Netflix justru menguat. Pada perdagangan setelah jam bursa, saham perusahaan naik sekitar 2%.
Co-CEO Netflix, Greg Peters, mengatakan bahwa kekhawatiran investor terkait dampak tarif terhadap konsumen belum menunjukkan pengaruh besar. Ia menambahkan bahwa sektor hiburan, termasuk Netflix, cenderung tangguh menghadapi tekanan ekonomi.
Untuk meningkatkan efisiensi iklan, Netflix meluncurkan platform teknologi iklannya sendiri di Amerika Serikat pada awal April. Ekspansi ke negara lain akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Platform ini akan menjadi dasar dari strategi iklan jangka panjang Netflix. Dengan teknologi internal ini, perusahaan berharap bisa menghadirkan sistem pengukuran dan penargetan yang lebih canggih, format iklan yang inovatif, serta opsi pembelian iklan yang lebih fleksibel dan otomatis.
Ingin tahu lebih banyak tren digital dan strategi bisnis terkini? Temukan berbagai insight menarik lainnya di sini: roledu.coml
Sumber : www.cnbcindonesia.com