Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa impor Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD 18,92 miliar, naik sebesar 0,38% dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan impor migas yang naik 9,07% menjadi USD 3,13 miliar, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap total kenaikan. Sementara itu, impor nonmigas justru mengalami penurunan sebesar 1,18%, mencatatkan nilai USD 15,79 miliar.
Kinerja Impor Berdasarkan Jenis Barang
Pada Maret 2025, terdapat peningkatan impor barang konsumsi dan barang modal. Impor barang konsumsi tercatat naik 18,73%, dengan kenaikan signifikan pada komoditas bawang putih dan apel segar. Sementara itu, impor barang modal juga mengalami peningkatan 7,28% secara bulanan dan mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 27,36%.
Namun, impor bahan baku penolong, yang menyumbang sebagian besar total impor, mengalami penurunan sebesar 3,26%. Meski demikian, impor barang modal tercatat mengalami kenaikan yang cukup signifikan secara tahunan.
Tren Ekspor dan Surplus Neraca Perdagangan
Penurunan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 menunjukkan perbedaan laju pertumbuhan ekspor dan impor. Meskipun ekspor Indonesia mengalami kenaikan 14% secara tahunan, sebagian besar didorong oleh peningkatan komoditas kopi, ekspor sektor pertambangan, seperti batu bara, justru mengalami penurunan signifikan.
Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif CELIOS, mencatat bahwa ekspor sektor pertambangan yang melemah menjadi salah satu penyebab penurunan surplus perdagangan Indonesia. Namun, sektor pertanian dan kehutanan masih dapat memberikan kontribusi positif terhadap total ekspor.
Peluang Ekspor ke ASEAN
Dalam menghadapi penurunan ekspor ke beberapa negara tradisional mitra dagang, Bhima mengusulkan untuk mengoptimalkan pasar ASEAN yang masih memiliki prospek cerah meskipun ada pelambatan ekonomi di kawasan tersebut.
Baca artikel lainnya di sini: roledu.com
Sumber : Liputan6.com
