Pasar saham Amerika Serikat (AS) sedang mengalami penurunan besar. Kebijakan perdagangan agresif dari Presiden Donald Trump menyebabkan ketidakpastian yang mempengaruhi investasi global. Meskipun Trump menjanjikan “zaman keemasan baru” bagi AS, kenyataannya, daya tarik investasi di AS menurun.
Survei terbaru dari Bank of America menunjukkan bahwa investor global berencana mengurangi eksposur mereka terhadap pasar saham AS. Sebanyak 73 persen responden percaya bahwa keistimewaan AS dalam dunia investasi telah mencapai puncaknya.
Arun Sai, ahli strategi dari Pictet Asset Management, mengatakan bahwa kebijakan dagang Trump menciptakan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi AS. Meskipun ada potensi perbaikan, dampaknya dianggap sulit untuk diperbaiki. “Pasar saham AS masih menarik untuk investasi jangka panjang, tetapi sekarang investor lebih memilih mendiversifikasi portofolio mereka,” kata Sai.
Investor Beralih ke Pasar Internasional
Investor Eropa kini lebih berhati-hati dalam mengalokasikan dana mereka ke AS. Indeks S&P 500, yang selama ini menjadi acuan utama, kini bukan lagi pilihan satu-satunya. Jason Blackwell, kepala strategi investasi di Focus Partners Wealth, mengatakan bahwa banyak kliennya mulai mengalihkan investasi ke saham internasional. Mereka tertarik dengan pertumbuhan yang lebih besar di Eropa setelah munculnya AI DeepSeek sebagai pesaing ChatGPT.
Selain itu, kebijakan luar negeri AS yang berfokus pada Ukraina dan tarif impor yang diberlakukan Trump memperburuk keadaan. Investor kini lebih memperhatikan pasar lain di luar AS untuk mengurangi risiko.
Perang Dagang Memperburuk Prospek Ekonomi AS
Pasar saham AS dulunya dikenal sebagai tempat investasi yang aman dengan performa luar biasa. Namun, di 2025, situasi berubah. S&P 500 yang naik 23 persen tahun lalu, kini turun 10 persen dan berada di jalur menuju bulan terburuknya sejak 2022. Analis pasar menganggap kebijakan tarif Trump sebagai faktor yang mempercepat berakhirnya dominasi pasar saham AS.
Alessio de Longis dari Invesco mengidentifikasi tiga faktor yang mempercepat eksodus investor dari AS. Pertama, kemunculan AI DeepSeek yang mengganggu Silicon Valley. Kedua, perubahan kebijakan luar negeri AS terkait Ukraina. Ketiga, ketidakpastian mengenai tarif impor yang diberlakukan Trump. De Longis menyatakan bahwa kini investor mengalihkan fokus ke pasar Eropa.
Investor semakin beralih ke emas sebagai aset yang lebih aman. Permintaan emas melonjak hampir 27 persen tahun ini. Bank of America mencatat, pada bulan April, perdagangan emas mengalahkan saham teknologi yang sebelumnya menjadi primadona. Di sisi lain, dolar AS dan obligasi pemerintah AS menunjukkan penurunan. Ini mencerminkan berkurangnya kepercayaan investor terhadap ekonomi AS.
Kesimpulan
Kepergian investor dari pasar saham AS menunjukkan perubahan besar dalam lanskap investasi global. Kebijakan perdagangan Trump dan ketidakpastian ekonomi AS membuat banyak investor mencari peluang di luar Wall Street. Dampak ini kemungkinan akan terus berlanjut.
Baca artikel lainnya di sini: Roledu
Sumber : cnnindonesia.com