Nokia melaporkan laba operasional sebesar 156 juta euro untuk kuartal pertama 2025. Angka ini jauh lebih rendah dari proyeksi pasar yang sebesar 243,83 juta euro. Penurunan laba disebabkan oleh beban sekali bayar senilai 120 juta euro di divisi jaringan seluler.
Penjualan bersih Nokia turun 3% dibandingkan tahun lalu, menjadi 4,39 miliar euro. Meskipun hasil ini lebih rendah dari perkiraan pasar, perusahaan tetap mempertahankan target tahunan. Namun, mereka mengakui bahwa mencapai target laba tertinggi akan lebih sulit dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pengaruh Tarif AS dan Langkah Strategis Nokia
Nokia memperkirakan bahwa tarif AS dapat mempengaruhi laba mereka pada kuartal kedua 2025. Diperkirakan kerugian akan mencapai antara 20 juta hingga 30 juta euro. Beberapa perusahaan AS kemungkinan akan menunda pesanan karena khawatir harga produk akan naik.
Namun, CEO Nokia, Justin Hotard, menyatakan bahwa permintaan pasar belum menunjukkan penurunan besar. Ia juga menambahkan bahwa Nokia tidak berencana memindahkan kantor pusat mereka. Sebaliknya, perusahaan berencana untuk meningkatkan investasi di riset dan pengembangan (R&D) serta kapabilitas manufaktur di AS.
Selain itu, Nokia mengumumkan kerja sama jangka panjang dengan T-Mobile untuk memperluas jaringan 5G di AS. Meski nilai kontrak tidak diumumkan, kemitraan ini dianggap sebagai langkah positif di pasar AS.
Namun, kinerja keuangan yang lebih rendah dari harapan menyebabkan saham Nokia turun lebih dari 6% dalam perdagangan awal di Bursa Helsinki. Hal ini menunjukkan bahwa pasar lebih fokus pada penurunan laba dibandingkan dengan berita positif dari kerja sama dengan T-Mobile.
Baca juga artikel menarik lainnya seputar regulasi digital dan data pengguna di sini:
roledu.com
Sumber : reuters.com