Boeing Hadapi Tantangan Besar Akibat Tarif Perang Dagang AS-China

Boeing
Sumber : Freepik

Boeing, produsen pesawat terbesar di Amerika Serikat, kini tengah menghadapi tantangan besar setelah China memberlakukan tarif tinggi terhadap impor asal AS. Retaliasi China ini merupakan bagian dari perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap barang-barang China. Sebagai dampaknya, Boeing mencoba mengalihkan sebanyak 50 pesanan pesawat yang awalnya ditujukan untuk maskapai-maskapai China ke pelanggan lain di luar negeri.

Pesawat Kembali ke AS, Boeing Cari Pembeli Baru

Beberapa pesawat Boeing sudah kembali ke AS setelah China mengenakan tarif 125% pada barang-barang impor dari AS. Keputusan ini berdampak langsung pada pengiriman pesawat Boeing, dengan dua pesawat yang sudah kembali dan satu lagi dalam perjalanan pulang. Meski demikian, Boeing optimis bisa menemukan pembeli lain untuk pesawat-pesawat tersebut. Mereka bahkan mulai menjajaki kemungkinan untuk merubah warna pesawat agar sesuai dengan maskapai penerbangan baru yang berminat.

Boeing Menerima Tantangan, Namun Optimis

Kelly Ortberg, CEO Boeing, mengungkapkan harapan agar tarif ini dapat diselesaikan dalam waktu dekat. Dalam sebuah konferensi dengan investor, Ortberg menyampaikan bahwa meski sejumlah maskapai China sudah menyatakan tidak akan menerima pesawat yang mereka pesan, Boeing telah menerima permintaan dari maskapai lain di luar China. Perusahaan ini pun berharap bisa menemukan solusi jangka panjang untuk masalah ini.

Tarif Tak Pengaruhi Permintaan Pesawat Secara Global

Meskipun Boeing menghadapi kesulitan di pasar China, permintaan pesawat secara global masih tetap tinggi. Ortberg mengatakan bahwa Boeing tetap optimis meski ada hambatan tarif dari China, berkat permintaan pesawat yang kuat dari seluruh dunia. Pesanan pesawat Boeing tetap terjaga, bahkan perusahaan berencana meningkatkan produksi pesawat 737 Max, yang merupakan model terlaris mereka, menjadi 38 unit per bulan.

Dampak Perang Dagang terhadap Industri Penerbangan

Meskipun Boeing masih berupaya mengatasi tantangan ini, dampak dari perang dagang ini jelas terasa. Pasar China, yang merupakan salah satu pasar pesawat terbesar dan tumbuh dengan cepat, kini terancam tertutup bagi Boeing. Menurut Ortberg, apabila pasar tersebut benar-benar ditutup, akan menjadi tantangan besar bagi perusahaan.

Boeing kini berusaha mengatasi masalah ini dengan cara berdialog dengan pihak-pihak berwenang di Washington, termasuk mendekati Presiden AS sendiri. Di sisi lain, rival utama mereka, Airbus, yang juga memproduksi pesawat di China dan AS, kemungkinan akan tetap mendapat akses pasar China meskipun ada retaliasi tarif.


Baca artikel lainnya di sini: roledu.com

Sumber : theguardian.com

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *