CEO Tesla, Elon Musk, mengumumkan akan mengurangi keterlibatannya di “department of government efficiency” (Doge) mulai Mei 2025. Keputusan ini diambil setelah perusahaan melaporkan penurunan laba sebesar 71% pada kuartal pertama tahun ini, di tengah kritik terhadap peran Musk di pemerintahan.
Musk menyampaikan dalam panggilan investor bahwa tugas utamanya untuk memperbaiki keuangan pemerintah telah “sebagian besar selesai.” Ia menambahkan, “Mulai bulan depan, saya akan mengurangi waktu saya di Doge secara signifikan.” Namun, Musk tetap berencana meluangkan satu hingga dua hari per minggu untuk menyelesaikan pekerjaan penting, selama presiden membutuhkannya.
Tesla sendiri mengalami penurunan pendapatan sebesar 9% dibandingkan tahun sebelumnya, menghasilkan $19,3 miliar, jauh di bawah ekspektasi Wall Street sebesar $21,45 miliar. Laba bersih perusahaan merosot menjadi $409 juta, dibandingkan $1,39 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan ini juga diiringi dengan penurunan pengiriman kendaraan sebesar 13%, menandai kuartal terburuk Tesla sejak 2022.
Meskipun mengakui adanya “masa-masa sulit”, Musk tetap optimis. Ia menegaskan, “Masa depan Tesla lebih cerah dari sebelumnya.” Musk juga berbicara tentang rencana besar Tesla, termasuk peluncuran mobil sepenuhnya otonom dan layanan Robotaxi yang dijadwalkan mulai Juni. Ia bahkan memprediksi jutaan Tesla akan beroperasi tanpa pengemudi pada paruh kedua 2026.
Branding Tesla dalam Sorotan
Namun, para analis menilai keterlibatan Musk di White House telah menciptakan krisis merek serius bagi Tesla. Saham perusahaan anjlok 50%, banyak pemilik Tesla yang berusaha menjual kendaraannya, dan bahkan terjadi aksi vandalisme terhadap mobil Tesla di berbagai wilayah. Ajang Vancouver International Auto Show juga memutuskan untuk tidak menampilkan Tesla pada Maret lalu. Tambahan masalah lainnya, Tesla menarik kembali 46.000 unit Cybertruck dari pasaran.
Musk sendiri beranggapan bahwa melemahnya permintaan dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global, bukan karena masalah citra. “Ketika situasi ekonomi tidak menentu, konsumen cenderung menunda pembelian besar seperti mobil,” ujarnya.
Kendati demikian, analis tetap berpendapat sebaliknya. Dalam catatan Wedbush Securities disebutkan, bila Musk kembali fokus penuh memimpin Tesla, potensi kerusakan merek bisa diperbaiki. Namun, jika ia tetap bertahan di White House, risiko bagi masa depan Tesla akan terus membesar.
Tesla juga memperingatkan bahwa sentimen politik yang berubah dapat berdampak besar terhadap permintaan jangka pendek. Perusahaan tidak memberikan panduan keuangan untuk kuartal berikutnya, mengingat ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan global. Mereka menyatakan akan memperbarui proyeksi 2025 pada laporan kuartal kedua.
Baca artikel lainnya:
Ingin tahu lebih banyak tentang dinamika bisnis global dan strategi perusahaan besar?
Baca artikel lainnya di sini
Sumber : Theguardian.com