Ukuran Ketat untuk Keamanan Online Anak: Platform Media Sosial Wajib Cegah Akses ke Konten Berbahaya

Keamanan Online Anak
Sumber : Freepik

Mulai Juli 2025, platform online di Inggris wajib memblokir akses anak-anak ke konten berbahaya. Ofcom, badan pengawas komunikasi di Inggris, mengumumkan bahwa tindakan ini berdasarkan Undang-Undang Keamanan Online (Online Safety Act). Perusahaan teknologi yang melanggar aturan akan dikenakan denda besar dan, dalam kasus ekstrem, dapat dibekukan operasionalnya.

Langkah-langkah Perlindungan Konten Berbahaya

Platform yang digunakan anak-anak, seperti media sosial, aplikasi pencarian, dan game, harus menerapkan lebih dari 40 langkah pencegahan konten berbahaya. Mereka wajib menggunakan sistem verifikasi usia yang ketat. Ini untuk memastikan pengguna di bawah 18 tahun tidak mengakses konten yang tidak sesuai. Algoritma platform juga harus menyaring konten berbahaya. Selain itu, setiap situs atau aplikasi harus cepat menghapus konten berbahaya. Anak-anak juga diberikan cara mudah untuk melaporkan konten yang merugikan.

Peningkatan Perlindungan untuk Pengguna Muda

Melanie Dawes, CEO Ofcom, menyebut kebijakan baru ini sebagai titik balik bagi perlindungan anak di dunia digital. Kebijakan ini bertujuan menciptakan media sosial yang lebih aman. Lebih sedikit konten berbahaya akan muncul. Anak-anak juga terlindungi dari kontak dengan orang asing. Pemeriksaan usia terhadap konten dewasa akan lebih efektif.

Pemerintah Inggris juga mempertimbangkan pembatasan waktu akses media sosial. TikTok sudah memperkenalkan fitur yang membatasi pengguna di bawah 16 tahun setelah pukul 10 malam. Menteri Teknologi Inggris, Peter Kyle, mengatakan bahwa kebijakan ini masih diawasi. Sebelum diterapkan secara luas, pemerintah memastikan bukti yang cukup.

Memblokir Konten yang Menyebabkan Bahaya Serius

Selain mengatur konten yang tidak sesuai untuk anak-anak, platform juga diminta memblokir konten yang berkaitan dengan kekerasan, kebencian, atau pelecehan. Lebih serius lagi, konten yang berkaitan dengan bunuh diri, gangguan makan, dan kecelakaan diri harus sepenuhnya diblokir dari platform yang digunakan oleh anak-anak.

Kritik terhadap Kebijakan Baru

Beberapa pihak menganggap kebijakan ini terlalu hati-hati. Ian Russell, aktivis keamanan online, merasa kebijakan ini lebih mementingkan keuntungan perusahaan teknologi ketimbang melindungi anak-anak. Russell, yang kehilangan putrinya, Molly, karena konten berbahaya, berpendapat kebijakan ini tidak cukup ketat. Konten terkait bunuh diri dan gangguan diri harus lebih diwaspadai.

Sebagai penutupan, meskipun langkah-langkah ini diharapkan mengurangi paparan anak-anak terhadap konten berbahaya, tantangan tetap ada. Perlindungan lebih efektif bagi anak-anak di dunia digital harus terus diperjuangkan.


Baca Artikel Lainnya di sini: roledu.com

Sumber : theguardian.com

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *