F5 Hadirkan PoP Lokal untuk Perkuat Keamanan dan Kecepatan Digital di Era AI

PoP Lokal F5
Sumber Foto : Freepik

Transformasi digital di Indonesia terus berkembang pesat. Hal ini didorong oleh adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin luas di berbagai sektor. Menjawab kebutuhan tersebut, F5 menghadirkan point of presence (PoP) lokal untuk mendukung keamanan digital di era AI.

Dengan kehadiran PoP di dalam negeri, perusahaan kini dapat mengakses layanan digital dengan latensi yang jauh lebih rendah. Jika sebelumnya lalu lintas data dialihkan ke Singapura, kini proses tersebut bisa berlangsung lebih cepat di Indonesia. Dalam uji coba, peningkatan kecepatan operasional tercatat mencapai 84%.

Surung Sinamo, Country Manager F5 Indonesia, menyatakan bahwa dunia usaha memerlukan solusi digital yang aman, efisien, dan sesuai regulasi. “Perusahaan perlu mampu berinovasi, menjaga kinerja, dan memenuhi peraturan yang terus berubah,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (23/4/2025).


Peran Strategis PoP dalam Lanskap Digital dan Regulasi

Kehadiran PoP lokal F5 memberikan keunggulan pada sisi teknis dan legal. Dari sisi teknis, perusahaan memperoleh jaringan yang lebih stabil, aman, dan cepat. Dari sisi legal, PoP ini membantu perusahaan memenuhi berbagai regulasi data yang berlaku di Indonesia.

Beberapa peraturan penting yang kini harus dipatuhi antara lain Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), PP No. 71/2019, dan POJK No. 11/2022. Regulasi ini mewajibkan penyimpanan data di dalam negeri, terutama untuk sektor-sektor seperti jasa keuangan, kesehatan, telekomunikasi, dan pemerintahan.

Adam Judd, Senior Vice President F5 wilayah Asia Pasifik, China, dan Jepang (APCJ), menegaskan bahwa kepatuhan terhadap perlindungan data kini menjadi prioritas utama. Kedaulatan data dan kepercayaan publik adalah fondasi dari inovasi digital yang berkelanjutan.

Di tengah peningkatan adopsi AI, Indonesia juga menghadapi tantangan serius dalam hal keamanan siber. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat lebih dari 403 juta anomali trafik sepanjang 2023. Di antaranya terdapat lebih dari satu juta aktivitas yang terindikasi sebagai serangan ransomware. Menurut National Cyber Security Index (NCSI), peringkat keamanan siber Indonesia saat ini berada di posisi 49 dari 176 negara.

Potensi teknologi AI terhadap ekonomi nasional pun sangat besar. Berdasarkan proyeksi Kearney, AI dapat menyumbang hingga US$366 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2030. Teknologi ini sudah mulai diterapkan di berbagai bidang seperti logistik, pendidikan, SDM, dan keamanan digital.

F5 berharap kehadiran PoP ini akan mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi, serta meningkatkan daya saing di pasar digital yang kompetitif.


Baca artikel lainnya di sini:
Temukan insight digital marketing dan teknologi terbaru lainnya di roledu.com/artikel

Sumber : investor.id

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *