PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengambil langkah strategis dalam transformasi digital Indonesia dengan menghadirkan pabrik AI di Indonesia melalui anak perusahaannya, Lintasarta. Kolaborasi ini melibatkan NVIDIA, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pemimpin dalam pengembangan Graphics Processing Unit (GPU) untuk kecerdasan buatan.
Pabrik AI ini bukan hanya simbol transformasi, tetapi juga langkah konkret untuk membangun ekosistem AI nasional. Selain infrastruktur, Indosat aktif menggandeng Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) guna mencetak talenta digital berkualitas. Hingga kini, sekitar 3 juta individu telah memperoleh sertifikasi AI melalui program pelatihan bersama.
Dampak Strategis Pabrik AI bagi Pertumbuhan dan Efisiensi
Vikram Sinha, President Director dan CEO Indosat, menegaskan pentingnya kehadiran pabrik AI di dalam negeri. Menurutnya, AI bukan lagi sekadar teknologi tambahan, melainkan kebutuhan strategis yang menentukan posisi Indonesia di era digital. “Kita harus memimpin transformasi ini agar tidak tertinggal,” tegasnya dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Sejak peluncuran pabrik AI dan implementasi teknologi ini secara intensif setahun terakhir, Indosat telah menikmati dampak positifnya secara internal. Salah satu hasil nyata adalah efisiensi dalam belanja modal. Dari alokasi tahunan sekitar US$ 800 juta (Rp12,8 triliun), Indosat berhasil menghemat hingga US$ 150 juta (Rp2,4 triliun) berkat penerapan AI.
Dampak positif lainnya terlihat dari sisi pertumbuhan. Melalui pendekatan hiper-personalisasi berbasis AI, Indosat mencatat kenaikan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) internet sebesar 6% sepanjang tahun lalu. “Kami tidak hanya lebih efisien, tetapi juga berhasil meningkatkan pertumbuhan bisnis secara nyata,” jelas Vikram.
Lebih dari sekadar efisiensi dan pertumbuhan, Indosat juga menaruh perhatian besar pada aspek keberlanjutan talenta. Bersama Kemkomdigi, mereka mendorong pelatihan dan sertifikasi AI berskala besar. Namun yang terpenting, kata Vikram, adalah menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri AI global, bukan sekadar konsumen.
Untuk mewujudkan misi tersebut, Indosat bersama GoTo Group meluncurkan inisiatif Sahabat AI — sebuah ekosistem Large Language Model (LLM) berbasis open-source yang dikembangkan untuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Program ini menjadi landasan penting bagi pengembangan teknologi bahasa yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan lokal.
“Kita bersatu dalam misi untuk menjaga warisan dan jati diri bangsa. Kita perlu tahu model bahasa seperti apa yang ingin kita bangun, dan bagaimana kita bisa merealisasikannya,” ujar Vikram menutup pernyataannya.
Baca artikel lainnya seputar digitalisasi dan inovasi AI di Indonesia hanya di: roledu.com
Sumber : investor.id