Platform belanja daring asal China, Temu, mengumumkan bahwa mereka tidak lagi mengirim barang langsung dari China ke pelanggan di Amerika Serikat. Kebijakan baru ini membuat seluruh proses penjualan dan pengiriman barang kini ditangani oleh penjual lokal yang berbasis di AS.
Langkah ini diambil setelah pemerintah AS menutup celah hukum bernama de minimis, yang selama ini dimanfaatkan oleh perusahaan seperti Temu dan Shein untuk menghindari bea masuk dan pajak impor atas paket bernilai rendah.
Aturan De Minimis: Apa Itu dan Mengapa Ditutup?
Istilah de minimis berasal dari bahasa Latin yang berarti “terlalu kecil untuk diperhitungkan.” Dalam konteks perdagangan AS, aturan ini diperkenalkan sejak 1938 agar pemerintah tidak perlu memungut bea atas barang dengan nilai rendah.
Selama bertahun-tahun, batas nilai ini dinaikkan hingga akhirnya mencapai $800. Artinya, paket dengan nilai di bawah jumlah tersebut bisa masuk ke AS tanpa dikenakan bea masuk maupun pajak. Lebih dari 90% barang yang masuk ke AS memanfaatkan celah ini, menurut Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP).
Bagi Temu dan Shein, aturan ini menjadi kunci untuk menjual produk dengan harga super murah ke konsumen Amerika.
Namun, baik Presiden sebelumnya Joe Biden maupun Donald Trump menilai bahwa celah ini merugikan bisnis dalam negeri dan dimanfaatkan untuk penyelundupan barang ilegal, termasuk obat-obatan terlarang seperti fentanyl.
Trump Kembali Tutup Celah Impor Bebas Bea dari China
Pada Februari lalu, Trump sempat menangguhkan aturan ini, tetapi kebijakan tersebut ditunda sementara karena sistem logistik tidak siap. Kantor Pos AS bahkan menghentikan sementara pengiriman dari China dan Hong Kong.
Kini, melalui perintah eksekutif terbaru, celah de minimis kembali ditutup secara resmi. Pemerintah menyatakan kebijakan ini ditujukan untuk mencegah masuknya narkotika sintetis dari China yang sering disamarkan dalam paket bernilai rendah.
Trump juga memberlakukan tarif impor baru hingga 145% atas berbagai produk China. Jika digabungkan dengan tarif yang sudah ada, total beban impor bisa mencapai 245%.
Dampaknya bagi Konsumen dan Pedagang
Akibat kebijakan ini, paket bernilai di bawah $800 yang masuk dari China dan Hong Kong kini dikenakan pajak sebesar 120% atau biaya tetap mulai dari $100, dan akan naik menjadi $200 pada Juni 2025.
Sebelum pajak ini diberlakukan, para konsumen AS sebenarnya sudah diperingatkan akan potensi kenaikan harga. American Action Forum memperkirakan hilangnya celah ini akan menambah biaya tahunan antara $8 miliar hingga $30 miliar—yang akhirnya akan dibebankan ke konsumen.
Temu mengonfirmasi bahwa pihaknya telah merekrut mitra penjual lokal di AS untuk tetap bisa melayani konsumen tanpa hambatan logistik. “Seluruh penjualan kini ditangani oleh penjual lokal dan pengiriman dilakukan dari dalam negeri,” kata perwakilan Temu. Langkah ini juga disebut sebagai upaya mendukung pertumbuhan UMKM di AS.
Negara Lain Mulai Menyusul
Langkah Amerika Serikat ini mulai diikuti oleh negara-negara lain. Di Inggris, pemerintah sedang meninjau kembali aturan impor bernilai di bawah £135. Menteri Keuangan Rachel Reeves menilai aturan ini melemahkan posisi pedagang lokal Inggris.
Sementara itu, Uni Eropa juga berencana menghapus pengecualian pajak untuk paket bernilai di bawah €150, yang berarti harga barang impor dari luar UE bisa segera naik.
Akan Efektifkah Kebijakan Ini?
Sebagian ahli menilai bahwa menutup celah de minimis tidak serta-merta akan mengurangi penyelundupan narkoba. Menurut mereka, sebagian besar obat terlarang seperti fentanyl tetap masuk melalui perbatasan darat AS-Meksiko.
Asosiasi perdagangan seperti National Foreign Trade Council (NFTC) menyebut penghapusan celah ini bisa membebani petugas bea cukai dan mengalihkan fokus mereka dari wilayah perbatasan utama, tempat barang ilegal sering masuk.
“CBP harus merekrut dan melatih lebih banyak personel, yang akan menghabiskan biaya besar atau memaksa mereka menarik petugas dari perbatasan selatan yang sudah kewalahan,” tulis pernyataan resmi NFTC.
Baca Artikel Lainnya di Roledu
Ingin tahu lebih banyak tentang tren perdagangan global dan strategi bisnis digital?
Temukan artikel menarik lainnya di sini
Sumber : bbcnews.com