Proxy adviser Institutional Shareholder Services (ISS) menyerukan kepada para pemegang saham Aston Martin untuk menolak laporan dan kebijakan remunerasi perusahaan, menyusul ketimpangan antara bayaran eksekutif dan kondisi para investor selama tahun lalu.
Dalam laporan yang diterbitkan pada 23 April, ISS menilai bahwa paket gaji CEO baru Aston Martin, Adrian Hallmark, diberikan dengan “premium signifikan” dibandingkan pendahulunya. Hal ini dinilai mencolok, mengingat posisi pasar Aston Martin yang masih berjuang menstabilkan kinerja.
Selain itu, ISS juga mengkritik kenaikan gaji yang besar untuk Direktur Keuangan perusahaan, Doug Lafferty, karena tidak disertai dengan penjelasan yang kuat dan masuk akal.
Sejak melantai di bursa pada 2018, produsen mobil mewah asal Inggris ini terus mengalami kerugian dan terjerat utang, yang mendorong mereka melakukan beberapa kali penambahan modal serta pemangkasan tenaga kerja.
Meski demikian, Aston Martin baru-baru ini menunjukkan sedikit perbaikan. Perusahaan melaporkan kerugian kuartal pertama yang lebih kecil dari perkiraan analis dan meningkatkan proyeksi untuk kuartal berikutnya. Target kinerja untuk keseluruhan tahun 2025 pun tetap dipertahankan.
ISS menilai bahwa ketidakseimbangan antara kompensasi eksekutif dan pengalaman pemegang saham perlu menjadi perhatian serius. Terlebih di tengah tekanan finansial yang masih membayangi perusahaan, kebijakan gaji yang tidak proporsional bisa berdampak buruk terhadap kepercayaan investor.
Baca juga artikel menarik lainnya di sini: roledu.com
Sumber : reuters.com