Kebijakan tarif impor dari Presiden Donald Trump mulai memberikan tekanan besar pada industri Amerika Serikat. Mattel dan Ford menjadi dua perusahaan yang terdampak langsung oleh kebijakan tersebut.
Mattel, produsen mainan Barbie, mengumumkan kenaikan harga pada beberapa produknya di pasar AS. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan biaya akibat tarif impor dari China. Sekitar 20% produk Mattel yang dijual di AS berasal dari negara tersebut.
Perusahaan menargetkan untuk memangkas impor dari China menjadi kurang dari 15% pada 2026. CEO Mattel, Ynon Kreiz, mengungkapkan bahwa banyak perusahaan mainan kini menghentikan produksi dan pengiriman ke AS. Hal ini terjadi karena gangguan dari kebijakan tarif.
Mattel pun menyesuaikan rantai pasoknya. Produksi kartu permainan Uno kini ditingkatkan di India untuk memenuhi permintaan pasar AS. Selain itu, pengiriman dari China diarahkan ke pasar internasional, bukan ke AS.
Ford dan GM Juga Kena Imbas Tarif
Ford juga menghadapi dampak besar dari tarif ini. Perusahaan memperkirakan tambahan biaya hingga $2,5 miliar tahun ini. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh lonjakan harga impor dari Kanada dan Meksiko.
Meski begitu, Ford berencana memangkas sekitar $1 miliar dari total beban tersebut. Berbagai langkah efisiensi akan dilakukan. Karena ketidakpastian pasar, Ford menarik kembali panduan keuangannya tahun ini.
CEO Jim Farley menyatakan bahwa pihaknya belum akan menaikkan harga kendaraan. Mereka masih menunggu respons dari para pesaing terhadap tarif ini.
Sementara itu, General Motors juga terdampak. GM memperkirakan potensi kerugian bisa mencapai $5 miliar pada 2025 akibat kebijakan tarif.
Mattel sendiri memperkirakan tambahan biaya sebesar $270 juta akibat tarif. Biaya ini mulai berdampak pada kuartal Juli. Namun, menurut CFO Anthony DiSilvestro, langkah mitigasi internal akan menutupi beban biaya tersebut.
Selain China, Mattel juga mengimpor produk dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Negara-negara ini juga sempat terkena tarif balasan pada awal April. Meski demikian, penerapan tarif ditunda selama 90 hari.
Menjelang musim liburan, Mattel menghadapi tantangan besar. Mereka bahkan menarik target pertumbuhan tahunan yang semula dipatok sebesar 2% hingga 3%.
Presiden Trump mencoba meredakan kekhawatiran soal kelangkaan mainan. Ia menyebut bahwa anak-anak tidak membutuhkan banyak boneka. “Dua atau tiga sudah cukup,” ujarnya.
Asosiasi mainan di AS kini mendorong penghapusan tarif pada produk mainan. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas industri dan daya beli masyarakat.
Baca Artikel Lainnya di Roledu:
Tertarik dengan isu ekonomi dan bisnis global terbaru? Temukan artikel menarik lainnya di sini: roledu.com
Sumber : theguardian.com