Pada Mei 2025, Microsoft dan Meta mengalami lonjakan saham setelah mengumumkan hasil keuangan yang melebihi ekspektasi. Microsoft mencatatkan kenaikan 10% dalam sahamnya. Pendapatan kuartal mereka mencapai US$70,1 miliar, dan laba bersih US$25,8 miliar, masing-masing naik 13% dan 18% dibandingkan tahun lalu.
Meta juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sahamnya naik hampir 7%. Pendapatan mereka mencapai US$42,3 miliar, dengan laba per saham (EPS) US$6,43, jauh melampaui proyeksi.
Apple dan Nvidia: Menghadapi Tantangan Berat
Di sisi lain, Apple dan Nvidia tengah menghadapi tekanan besar. Nvidia, khususnya, terimbas oleh kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Trump. Sejak awal 2025, saham Nvidia turun 19,74%, dan kapitalisasi pasarnya mencapai US$2,708 triliun.
Pemerintah AS juga membatasi ekspor chip terbaru Nvidia, termasuk chip H20 untuk pasar China. Hal ini semakin menambah kesulitan perusahaan.
Apple, meskipun tetap menjadi perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar US$3,204 triliun, menghadapi masalah serupa. Penjualan iPhone diperkirakan menurun pada kuartal kedua 2025. Peluncuran iPhone 16e yang lebih terjangkau tak cukup mengangkat penjualan.
Laporan Canalys menunjukkan bahwa penjualan iPhone di China pada kuartal pertama 2025 turun 8% dibandingkan tahun lalu. Namun, secara global, penjualan iPhone naik 4%. Apple juga tertinggal dalam pengembangan AI dibandingkan dengan pesaing seperti Google dan Samsung.
Tekanan Politik dan Ekonomi yang Mengganggu
Bagi Apple dan Nvidia, kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS semakin membebani bisnis mereka. Apple juga menghadapi tantangan besar dalam pengembangan teknologi AI, dengan janji pembaruan Siri yang harus ditunda hingga 2026.
Meskipun demikian, kapitalisasi pasar Apple yang besar masih memberikan kekuatan di pasar. Sementara itu, Microsoft dan Meta terus menunjukkan hasil yang mengesankan.
Baca Artikel Lainnya di Roledu.com
Sumber : cnbcindonesia.com