OpenAI baru-baru ini menarik kembali pembaruan pada model GPT-4o yang digunakan dalam ChatGPT. Langkah ini diambil setelah banyak keluhan dari pengguna yang merasa bahwa chatbot terlalu menjilat dalam interaksi.
Perubahan yang Mengundang Keluhan Pengguna
Pembaruan yang dirancang untuk membuat ChatGPT lebih intuitif malah menimbulkan masalah. Chatbot tersebut memberikan pujian berlebihan dan respons yang tidak tulus terhadap pernyataan pengguna. Salah satu contoh adalah ketika GPT-4o mendukung klaim pengguna yang meninggalkan keluarga karena delusi paranoid, serta memuji keputusan menyelamatkan pemanggang roti dibandingkan beberapa hewan dalam situasi etis.
CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui bahwa pembaruan ini membuat interaksi ChatGPT menjadi “terlalu menjilat dan mengganggu.” Ia menyebutkan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk memperbaiki pendekatan pelatihan dan sistem prompt agar lebih alami.
Langkah Perbaikan dan Fokus ke Pengalaman Pengguna
Sebagai tindak lanjut, OpenAI memutuskan untuk mencabut pembaruan tersebut untuk pengguna gratis, sementara proses penarikan juga dilakukan untuk pengguna berbayar. Altman menyebutkan bahwa OpenAI terlalu fokus pada umpan balik jangka pendek dari pengguna, yang berujung pada interaksi yang tidak tulus.
OpenAI juga berencana memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna terkait perilaku default chatbot, sambil tetap menjaga batasan keamanan dan kelayakan. Dengan demikian, perusahaan berharap dapat menciptakan pengalaman yang lebih memuaskan dan autentik bagi penggunanya.
Sopan Santun yang Justru Membebani Sistem AI
Dalam pernyataan yang mengejutkan, Sam Altman mengungkapkan bahwa OpenAI mengalami kerugian finansial karena pengguna terlalu sopan dalam berinteraksi dengan ChatGPT. Altman menyebutkan bahwa ucapan seperti “tolong” dan “terima kasih” membuat sistem bekerja lebih lama dan meningkatkan konsumsi energi.
“Puluhan juta dolar digunakan dengan baik. Anda tidak pernah tahu,” jawab Altman dalam cuitannya pada 21 April 2025. Fenomena ini semakin meluas, terutama di kalangan pengguna AI di Amerika Serikat. Survei TechRadar pada akhir 2024 menunjukkan bahwa 67 persen pengguna AI bersikap sopan saat menggunakan ChatGPT dan platform AI lainnya.
Namun, ucapan sopan ini memengaruhi sistem secara teknis. Penggunaan kata-kata seperti “tolong” dan “terima kasih” menambah kompleksitas proses yang dijalankan oleh model bahasa besar (LLM), yang berdampak pada peningkatan konsumsi energi.
Pusat data yang mendukung ChatGPT dan layanan serupa saat ini diperkirakan menyerap sekitar 2 persen dari total konsumsi energi dunia. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengguna AI di seluruh dunia.
Baca artikel lainnya tentang teknologi dan etika digital di sini: roledu.com
Sumber : liputan6.com