Tracking ROI Kampanye Digital: Panduan Akuntansi yang Bisa Dipraktikkan

Tracking ROI
Sumber Foto : Freepik

Di tahun 2025, digital marketing bukan lagi sekadar urusan konten menarik dan desain estetis. Kini, setiap kampanye dituntut untuk terukur. Namun, banyak pelaku UKM dan digital marketer pemula masih bingung: bagaimana cara menghitung Return on Investment (ROI) secara praktis dan relevan di era AI, social commerce, dan kebijakan data yang makin ketat?

Artikel ini akan membantu Anda memahami cara tracking ROI kampanye digital dengan pendekatan sederhana namun efektif. Kita bahas apa yang perlu dicatat, tools apa yang bisa digunakan, dan bagaimana memahami angka agar bisa mengambil keputusan yang lebih cerdas.

Kenapa Tracking ROI Itu Penting (Banget) di 2025?

Perubahan besar di dunia digital membuat pengukuran ROI makin krusial:

  • Kebijakan privasi makin ketat: Google akan menghapus third-party cookies sepenuhnya tahun ini [Google Privacy Sandbox], membuat tracking lintas platform jadi lebih rumit.
  • AI mengubah perilaku konsumen: Chatbot, rekomendasi personal, dan konten dinamis membuat jalur konversi tak lagi linear.
  • Social commerce meledak: TikTok Shop, Instagram Checkout, dan WhatsApp Business API kini jadi saluran utama penjualan. Tapi apakah semua itu menghasilkan ROI yang sehat?

Tanpa pengukuran yang tepat, Anda bisa terjebak dalam “vanity metrics” seperti likes atau views, tapi tidak tahu apakah kampanye Anda benar-benar menghasilkan profit.

Baca Juga : Mengenal Akuntansi dalam Bisnis Digital: Kenapa Marketer Harus Peduli?

Cara Praktis Menghitung ROI Kampanye Digital

1. Rumus Dasar ROI

ROI = (Pendapatan – Biaya Kampanye) / Biaya Kampanye x 100%

Contoh:
Jika Anda menghabiskan Rp10 juta untuk kampanye dan menghasilkan Rp25 juta penjualan, ROI-nya adalah:

(25 – 10) / 10 x 100% = 150%

Tapi perhitungannya tidak sesederhana itu jika Anda jualan lewat banyak channel.

2. Breakdown Biaya dan Sumber Pendapatan

Mulailah dengan pencatatan akuntansi sederhana, seperti:

  • Biaya tetap: Desain konten, langganan tools (Canva, Mailchimp, dsb.)
  • Biaya variabel: Iklan (Meta Ads, Google Ads), biaya endorse, biaya pengiriman, komisi affiliate.
  • Sumber pendapatan: Penjualan produk, klik afiliasi, langganan premium.

Gunakan spreadsheet atau tools seperti QuickBooks atau Wave untuk UKM agar pencatatan lebih rapi.

3. Gunakan UTM & Pixel Tracking

Tracking UTM (Urchin Tracking Module) dan Pixel sangat penting untuk menghubungkan aktivitas iklan ke hasil konkret.

  • Gunakan UTM Parameter saat membagikan link di media sosial, email, atau landing page.
  • Pasang Pixel Tracking dari Meta atau TikTok untuk mengukur konversi hingga pembelian.

Referensi:

4. Pilih Tools Analytics yang Sesuai

Tools modern kini bisa mengintegrasikan berbagai data kampanye digital:

ToolsKelebihan
Google Analytics 4Terintegrasi dengan GA Ads & Firebase
Meta Ads ManagerTracking konversi dari IG & FB
HubSpot Marketing HubCocok untuk CRM & email automation
Looker Studio (ex-Data Studio)Visualisasi data ROI lintas channel

Tambahkan AI-based tools seperti Piwik PRO untuk alternatif analytics yang ramah privasi.

5. Lacak Customer Lifetime Value (CLV)

ROI jangka pendek penting, tapi ROI jangka panjang jauh lebih bernilai. Hitung juga CLV:

CLV = Rata-rata Pembelian x Frekuensi x Lama Hubungan

Dengan begitu, Anda bisa tahu apakah biaya akuisisi tinggi masih layak karena pelanggan akan beli berkali-kali di masa depan.

Baca Juga : Membedah Biaya Digital Marketing: Mana Investasi, Mana Beban?

Tren ROI Digital Marketing di 2025

  • AI-Powered Analytics: Tools seperti Adobe Sensei dan Shopify AI reports membantu prediksi ROI dari behavior pengguna.
  • First-Party Data Optimization: Bangun daftar email & CRM agar bisa tetap tracking tanpa tergantung cookie pihak ketiga.
  • Omnichannel ROI Measurement: Integrasikan data offline dan online (misal: scan QR code saat beli di toko fisik → masuk sistem digital).

Penutup: ROI Bukan Cuma Angka, Tapi Panduan Strategi

Menghitung ROI bukan hanya tugas akhir dari kampanye. ROI adalah kompas yang membantu Anda tahu kampanye mana yang layak diteruskan, dioptimalkan, atau dihentikan.

Mulailah dari hal yang sederhana: catat semua biaya, lacak hasil dengan UTM, gunakan pixel tracking, dan visualisasikan datanya.

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *