WorldCoin Klarifikasi Isu Data Biometrik dan Kompensasi Token: Ini Penjelasannya

WorldCoin
Sumber Foto : world.org

Perusahaan Tools for Humanity menegaskan bahwa token WorldCoin bukan bentuk kompensasi atas data biometrik. Token ini bersifat opsional dan hanya sebagai insentif. Tujuannya untuk mendorong eksplorasi layanan dalam ekosistem World.

“Token ini bertujuan memberi dorongan bagi pengguna agar mencoba layanan dalam ekosistem World yang dikembangkan komunitas,” jelas mereka.

Token bisa digunakan untuk mengakses berbagai fitur dalam platform. Namun, pengguna bebas memilih untuk ikut serta atau tidak. Token bukan bentuk pembayaran atas data atau identitas pribadi mereka.

Data Biometrik Tidak Disimpan

WorldCoin menyatakan bahwa mereka tidak menyimpan data pribadi atau biometrik. Verifikasi dilakukan dengan alat bernama Orb. Alat ini memindai iris mata pengguna untuk menghasilkan kode unik.

Kode itu lalu diubah jadi angka anonim lewat enkripsi kriptografis. Gambar iris asli tidak disimpan. Data ini juga tidak terhubung ke identitas pengguna.

Gambar hanya tersimpan sementara di perangkat Orb. Setelah proses selesai, datanya langsung dihapus. Data pengguna tidak bisa diakses oleh World atau Tools for Humanity.

“Skema ini memastikan bahwa pengguna tetap anonim dan datanya tidak berada di bawah kendali satu pihak,” jelas perwakilan perusahaan.

Penghentian Layanan di Indonesia dan Langkah Selanjutnya

WorldCoin menyatakan bahwa penghentian layanan di Indonesia dilakukan secara sukarela. Saat ini, mereka tengah berkomunikasi dengan pemerintah. Tujuannya adalah memperjelas izin dan regulasi yang dibutuhkan.

“Kami berharap bisa berdialog secara konstruktif dengan pemerintah, dan siap melengkapi proses perizinan,” tulis mereka.

Tools for Humanity mengakui bahwa teknologi baru memang menimbulkan kekhawatiran. Ini juga terjadi saat ponsel, komputer, dan mobil pertama kali diperkenalkan. Namun, seiring waktu, teknologi tersebut memberi manfaat besar.

Mereka mengklaim telah berhati-hati saat meluncurkan World di Indonesia. Termasuk dengan edukasi publik dan kerja sama regulatif. Sosialisasi dilakukan melalui konferensi pers, materi edukatif, dan dialog terbuka.

“Kami membangun protokol ini untuk menjawab tantangan identitas di era AI. Terutama di tengah maraknya kasus pencurian identitas dan deepfake,” tambah perusahaan tersebut.


Baca artikel lainnya di sini:
Temukan artikel menarik lainnya tentang keamanan data, kripto, dan teknologi digital di roledu.com

Sumber : liputan6.com

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *