Hyundai memastikan tetap melanjutkan produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia, walaupun LG Energy Solutions membatalkan rencana investasinya di tanah air. Keputusan LG untuk tidak melanjutkan penanaman modal senilai 11 triliun won atau sekitar Rp130 triliun tak memengaruhi kelangsungan produksi Hyundai di Indonesia.
Melalui pabrik PT HLI Green Power yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, Hyundai tetap aktif memproduksi baterai lithium-ion. Pabrik ini merupakan hasil kerja sama antara Hyundai dan LG, di mana kedua perusahaan masih memiliki porsi saham yang seimbang, masing-masing 50 persen.
Ubaidah Ibnu Jarrah, Cell Technology Formation Part Leader PT HLI Green Power, menegaskan bahwa mundurnya LG dari rencana investasi tidak berdampak pada jalannya operasional perusahaan. “Produksi tetap berjalan. Kepemilikan saham antara Hyundai dan LG masih tetap sama, 50:50,” ujarnya dalam pernyataan di Karawang pada Rabu, 14 Mei 2025.
Sementara itu, berdasarkan pantauan langsung di lokasi, aktivitas pabrik tetap berjalan normal. Pabrik ini memproduksi baterai berbasis bahan utama NMC (nikel, mangan, kobalt) yang digunakan untuk berbagai jenis kendaraan listrik.
Hendry Pratama, Kepala Strategi Perusahaan Hyundai Motors Indonesia (HMID), juga menegaskan bahwa mundurnya konsorsium asal Korea Selatan itu tidak berdampak pada operasional PT HLI Green Power. Menurutnya, entitas HLI tetap bisa mendapatkan pasokan bahan baku dari sumber lain. “Isu yang beredar tidak berkaitan langsung dengan scope kerja HLI. Bahkan berada di rantai pasok yang lebih hulu,” jelasnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Adapun baterai yang diproduksi di pabrik ini digunakan untuk pasar dalam negeri dan ekspor. Untuk pasar lokal, baterai tersebut digunakan pada kendaraan listrik Hyundai Kona Electric. Sementara itu, sebagian lainnya diekspor ke Korea Selatan dan India, khusus untuk mobil listrik Hyundai dan Kia.
Ingin tahu perkembangan industri otomotif dan energi di Indonesia?
Baca artikel lainnya di sini: Blog Kami
Sumber : idxchannel.com
