Ketika Nvidia Tumbang, SMIC dan Huawei Bangkit di Tengah Gejolak AS-China

Nvidia tumbang
Sumber Foto : Freepik

Setelah mengalami lonjakan pertumbuhan dalam beberapa kuartal terakhir, Nvidia kini mengalami masa sulit. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China menjadi salah satu penyebab utama, membuat saham Nvidia tumbang lebih dari 20% sepanjang 2025.

Kehadiran DeepSeek, perusahaan teknologi asal China yang mampu menciptakan sistem AI canggih dengan biaya lebih rendah, menjadi ancaman serius bagi dominasi Nvidia. DeepSeek berhasil menarik perhatian pasar global, terutama karena efisiensi teknologinya yang tinggi.

Pukulan Beruntun: Tarif, Larangan Ekspor, dan Rantai Pasok

Tak hanya pesaing baru, Nvidia juga diterpa hambatan dari sisi regulasi. Pemerintahan Trump memperketat ekspor chip dari AS ke China, termasuk melarang pengiriman chip H20, yang sebelumnya dirancang khusus untuk pasar Tiongkok. Larangan ini membuat Nvidia kehilangan salah satu pasar terbesarnya, mengingat kontribusi China yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

Selain itu, konflik perdagangan menyebabkan gangguan rantai pasok, memperburuk posisi Nvidia di pasar global.

SMIC dan Huawei Menangguk Keuntungan

Di sisi lain, perusahaan teknologi asal China justru mencatatkan pertumbuhan mengesankan. Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), produsen chip kontrak terbesar di China, melaporkan lonjakan laba hingga 161,9% pada kuartal I 2024, menurut laporan Reuters (9 Mei 2025).

SMIC semakin dikenal secara internasional setelah memasok chip untuk Huawei Mate 60 Pro pada 2023, ponsel yang menjadi simbol kebangkitan Huawei setelah terkena sanksi AS sejak 2019. Huawei berhasil merilis ponsel 5G tanpa dukungan chip dari Amerika, berkat chip Kirin 9000s yang dikembangkan bersama SMIC.

Chip Lokal Berkembang di Era AI

Mengikuti tren kecerdasan buatan, SMIC terus berinovasi dengan teknologi chip terbaru. Perusahaan ini dilaporkan telah berhasil memproduksi chip 5nm menggunakan teknologi litografi EUV, serta mengembangkan chip 7nm. SMIC pun menjadi salah satu pemasok utama bagi Huawei untuk memenuhi kebutuhan chip AI generasi terbaru.

Pada kuartal pertama 2025, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik SMIC mencapai US$188 juta. Meski sedikit di bawah ekspektasi analis yang memprediksi US$222,4 juta, pendapatan SMIC tetap naik 28,4% menjadi US$2,2 miliar, menurut data dari LSEG.

Penutup: Pergeseran Kekuatan Industri Chip Global

Situasi yang dialami Nvidia mencerminkan pergeseran kekuatan dalam industri semikonduktor global. Ketika perusahaan AS menghadapi tekanan akibat konflik politik dan ekonomi, perusahaan teknologi China seperti SMIC dan Huawei justru menunjukkan kebangkitan. Dunia kini menyaksikan babak baru dalam persaingan teknologi global yang semakin dinamis.


Baca artikel lainnya seputar teknologi dan bisnis digital hanya di Roledu.com: roledu.com/artikel

Sumber : cnbcindonesia.com

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *