Cara Bundling Produk yang Menarik dan Menguntungkan Pelanggan

Cara Bundling Produk
Sumber Foto : Freepik

Tahun 2025 membawa banyak perubahan dalam cara konsumen berbelanja. Kombinasi antara e-commerce, social commerce, dan kebangkitan tren hyper-personalization membuat konsumen kini tidak hanya mencari harga terbaik, tapi juga pengalaman yang cepat, relevan, dan bernilai lebih.

Salah satu strategi yang kembali naik daun—namun kini dikemas lebih cerdas—adalah bundling produk. Di tengah banyaknya distraksi dan persaingan harga, bundling menjadi cara efektif untuk meningkatkan penjualan, memberikan nilai tambah kepada pelanggan, serta menciptakan diferensiasi merek.

Namun, bundling produk yang berhasil di masa kini bukan sekadar “diskon beli 2 gratis 1.” Perlu pendekatan yang lebih strategis, berbasis data, dan selaras dengan perilaku digital konsumen saat ini.


Mengapa Bundling Produk Efektif di Tahun 2025?

Bundling bukan hal baru. Tapi dengan kemajuan AI, integrasi omnichannel, dan platform seperti TikTok Shop, Shopee Live, serta fitur Shop di Instagram & Facebook, cara kita menerapkan bundling kini jauh lebih dinamis.

Berikut alasan mengapa bundling tetap relevan dan semakin efektif di 2025:

  • Meningkatkan nilai pesanan rata-rata (AOV) tanpa membuat konsumen merasa dipaksa belanja lebih banyak.
  • Mendorong pembelian impulsif saat konsumen melihat “value” yang lebih besar dalam satu paket.
  • Membantu clearing stok secara halus dan elegan.
  • Meningkatkan pengalaman personalisasi, khususnya dengan bantuan AI.
  • Menyesuaikan dengan algoritma dan format promosi di platform seperti Meta Ads, Google Shopping, dan TikTok Ads.

Menurut Statista, lebih dari 62% pengguna internet global mengandalkan media sosial untuk riset produk. Bundling yang dikemas menarik secara visual di media sosial akan lebih cepat menarik perhatian.


Strategi Bundling Produk yang Relevan di 2025

1. Bundling Berdasarkan Insight Konsumen

Gunakan data dari Google Analytics 4, Meta Pixel, atau CRM seperti Mailchimp untuk memahami kebiasaan pembelian konsumen:

  • Produk apa yang sering dibeli bersamaan?
  • Kapan konsumen melakukan repeat order?
  • Apa produk favorit konsumen loyal?

Dengan insight ini, Anda bisa menciptakan bundle yang relevan dan personal, bukan hanya bundle generik.

2. Kombinasi AI + Human Touch

Manfaatkan AI untuk mengidentifikasi peluang bundling otomatis (seperti yang tersedia di Shopify atau WooCommerce plugin seperti Frequently Bought Together). Namun, tetap tambahkan sentuhan personal:

  • Sesuaikan copywriting bundling dengan tone brand.
  • Tawarkan bundle eksklusif untuk segmen tertentu (misalnya pengguna baru atau pelanggan loyal).

3. Bundling Berbasis Musiman dan Tren Viral

Gunakan tools seperti Google Trends atau fitur “Trending Now” di TikTok dan Instagram untuk menyusun bundling musiman:

Contoh:

  • Bundle Ramadhan: perlengkapan ibadah + makanan ringan sehat.
  • Bundle “Self-Care Sunday”: masker wajah + lilin aromaterapi + teh herbal.

Strategi ini efektif untuk content creator atau brand kecil yang ingin masuk dalam percakapan trending.

4. Visual & Copy yang Menjual

Konsumen 2025 lebih visual dari sebelumnya. Buat bundling yang tampil menarik secara visual di platform seperti:

  • Canva Pro: untuk membuat banner bundle promosi cepat & profesional.
  • CapCut atau InShot: untuk video pendek promosi bundle di TikTok/IG Reels.

Gunakan copy yang menekankan manfaat, bukan hanya diskon:

“Ritual Malam Tenang: Paket Self-care yang Membuat Tidur Anda Lebih Nyenyak”
X “Diskon 30% Bundle 3 Produk Random”


Tools & Platform Pendukung Strategi Bundling

ToolsFungsiLink
WooCommerce Product BundlesPlugin WordPress untuk bundling fleksibelWooCommerce
MailchimpSegmentasi pelanggan & promosi bundle via emailmailchimp.com
Meta Ads ManagerMenampilkan bundle lewat carousel atau collection adsMeta for Business
TikTok Ads CenterMenargetkan tren bundling berdasarkan minat penggunaads.tiktok.com

Penutup: Mulai dari yang Sederhana, Uji, dan Kembangkan

Strategi bundling produk tidak harus rumit. Yang terpenting adalah:

  • Memahami kebutuhan dan pola pikir konsumen Anda.
  • Menciptakan penawaran yang masuk akal secara logis dan emosional.
  • Mempromosikannya di channel yang paling banyak digunakan audiens Anda.

Mulailah dengan satu bundling sederhana, ukur performanya lewat insight, dan lakukan iterasi berdasarkan data. Untuk tips lainnya seputar strategi digital marketing berbasis perilaku konsumen, baca juga:
Menyusun Strategi IMC yang Efektif untuk Bisnis UKM


Tertarik mencoba strategi bundling?
Coba integrasikan strategi ini ke dalam kampanye e-commerce atau media sosial Anda minggu ini, dan lihat bagaimana konsumen merespons! Jika butuh template visual untuk promosi bundling, kami juga merekomendasikan:

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *