Rencana penghapusan insentif pajak bagi pemilik rumah yang memasang panel surya membuat industri solar panel di AS resah. Kredit pajak federal sebesar 30%—yang dikenal sebagai kredit 25D—akan dihapus pada akhir 2025. Padahal, insentif ini seharusnya berlaku hingga 2034.
Kebijakan tersebut tertuang dalam rancangan anggaran Partai Republik yang baru disetujui oleh Komite Ways and Means DPR AS. Banyak pelaku industri menganggap langkah ini sebagai ancaman serius.
“Ini kemunduran besar,” kata Charlie Hadlow, Presiden EnergySage. “Beberapa mitra kami sudah mencari pengacara kebangkrutan. Ini bukan panik berlebihan—ini nyata.”
Biaya Naik, Minat Konsumen Turun
Tanpa insentif pajak, biaya pemasangan panel surya akan melonjak sekitar $8.000 hingga $9.000 per rumah. Kenaikan ini dapat menghambat pertumbuhan pasar, terutama di kalangan konsumen yang membayar tunai atau menggunakan pinjaman.
Lebih dari separuh pemasangan panel surya saat ini memanfaatkan kredit ini. Dukungan pajak tersebut sangat vital, terutama bagi bisnis kecil di bidang instalasi.
Dampak ke Lapangan Kerja
Industri solar panel telah tumbuh pesat dalam satu dekade terakhir. Kapasitas tenaga surya rumah tangga meningkat dari 3 gigawatt pada 2014 menjadi 36 gigawatt di akhir 2024. Jumlah ini setara sepertiga kapasitas nuklir AS.
Saat ini, lebih dari 100.000 orang bekerja di sektor ini. Sekitar sepertiga di antaranya berada di bidang instalasi panel surya atap rumah.
Jack Ramsey, CEO Altsys Solar di California, mengatakan akan memangkas karyawan jika insentif dihapus. Dari sembilan staf, mungkin hanya empat atau lima yang bisa dipertahankan.
“Beban akhirnya jatuh ke rakyat biasa yang bayar pajak. Itu tidak adil,” katanya.
Negara Pendukung Trump Justru Terdampak
Negara bagian seperti Texas, Florida, dan Arizona—yang memilih Donald Trump—termasuk pasar terbesar solar rumah tangga. Namun, Trump berencana membatalkan program energi bersih yang digagas Presiden Joe Biden lewat Inflation Reduction Act.
Sementara itu, sistem panel surya yang disewakan tetap akan mendapat insentif hingga 2032. Insentif ini akan dikurangi secara bertahap mulai 2029. Pasar leasing ini didominasi perusahaan besar seperti Sunrun.
Industri Terkejut dan Kecewa
Banyak pelaku usaha tidak menyangka kebijakan ini akan berubah begitu cepat. Thomas Clark dari Northstone Solar di Montana mengatakan bahwa sebelumnya ia bertemu dengan staf legislatif yang memberi sinyal positif.
“Kami yakin insentif aman. Tapi kebijakan ini muncul begitu cepat setelah pertemuan itu. Sangat mengecewakan,” ujarnya.
Rob Kaercher, CEO Absolute Solar di Michigan, juga merasa terancam. Ia memiliki 24 karyawan dan ingin merekrut lebih banyak, tapi rencana itu kini tertunda.
“Kami harap kredit ini tetap ada. Ini sangat penting bagi bisnis lokal seperti kami untuk terus berkembang dan menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Baca artikel menarik lainnya seputar energi, bisnis, dan digital marketing hanya di sini: roledu.com/artikel
Sumber : reuters.com