Performa keuangan Burger King India, yang dioperasikan oleh Restaurant Brands Asia (RESR.NS), menunjukkan perbaikan. Meski masih mencatatkan kerugian, jumlahnya berhasil ditekan pada kuartal terakhir.
Untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret, perusahaan mencatat rugi bersih sebesar 562,8 juta rupee (sekitar $6,6 juta). Angka ini lebih baik dibandingkan dengan kerugian 852,6 juta rupee pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perbaikan ini didorong oleh strategi menghadirkan menu dengan harga terjangkau. Pendekatan tersebut terbukti menarik minat pelanggan yang semakin sensitif terhadap harga akibat tingginya biaya hidup dan laju pertumbuhan upah yang lambat.
Menu Hemat dan Kampanye Tematik Tarik Konsumen
Selama kuartal terakhir, Burger King India meluncurkan berbagai penawaran menarik. Misalnya, dua burger vegetarian hanya 79 rupee, dan dua burger ayam seharga 99 rupee. Strategi ini mampu mendorong pendapatan perusahaan naik hampir 6% menjadi 6,33 miliar rupee.
Penjualan di gerai yang sama (same-store sales) juga meningkat 5,1%. Kenaikan ini terutama didorong oleh pertumbuhan trafik pengunjung yang memilih makan di tempat (dine-in).
Tren serupa juga dialami oleh jaringan cepat saji lain asal Amerika Serikat di India. McDonald’s, KFC, dan Pizza Hut menghadapi tekanan ganda, yaitu persaingan dengan pemain lokal dan melemahnya daya beli konsumen.
Westlife Foodworld, pemegang waralaba McDonald’s, bahkan berhasil menggandakan laba kuartalan berkat strategi menu murah. Di sisi lain, Sapphire Food India — pemegang lisensi KFC dan Pizza Hut — masih menghadapi tantangan berat. Mereka harus bersaing dengan Domino’s, yang lebih fokus pada layanan pesan antar dan dioperasikan oleh Jubilant FoodWorks.
Ekspansi Diperlambat, Fokus Pengalaman Pelanggan
Meski menunjukkan tren positif, Restaurant Brands Asia memilih memperlambat ekspansi toko. Hanya tiga gerai baru yang dibuka pada kuartal terakhir, dengan total 58 gerai sepanjang tahun fiskal.
Sebagai gantinya, perusahaan mengarahkan fokus ke pengalaman pelanggan. Salah satu contohnya adalah kampanye “Korean Spicy Fest” bulan lalu. Menu edisi terbatas ini menyajikan burger, chicken wings, dan kentang goreng bertema Korea, mengikuti tren budaya K-pop yang sedang populer.
Strategi ini membuktikan bahwa kreativitas dalam menu dan adaptasi terhadap tren bisa menjadi senjata ampuh dalam mempertahankan pelanggan.
Baca artikel lainnya tentang strategi bisnis dan pemasaran digital di sini: roledu.com/artikel
Sumber : reuters.com