Strategi Bundling yang Efektif untuk Meningkatkan Profitabilitas di Era Digital 2025

Strategi Bundling Produk
Sumber Foto : Freepik

Di tengah gempuran diskon besar-besaran dan perang harga yang makin sengit di platform online, banyak pelaku bisnis—terutama UKM dan brand lokal—berhadapan dengan tantangan yang sama: margin keuntungan makin menipis. Di sisi lain, konsumen 2025 lebih cerdas, lebih skeptis terhadap promosi, dan lebih mengutamakan nilai dalam setiap pembelian. Dalam konteks inilah, strategi bundling produk kembali relevan—bukan hanya sebagai trik jualan, tapi sebagai strategi pemasaran digital yang dapat meningkatkan profitabilitas dan loyalitas pelanggan secara berkelanjutan.

Mengapa Bundling Produk Kembali Naik Daun?

Strategi bundling—menggabungkan dua atau lebih produk menjadi satu paket harga—bukan hal baru. Tapi di tahun 2025, pendekatan ini berevolusi, didorong oleh beberapa faktor:

  • Konsumen digital lebih menghargai “value for money” daripada sekadar harga murah.
  • AI dan big data memungkinkan personalisasi bundling berdasarkan kebiasaan belanja individu.
  • Platform seperti TikTok Shop dan Instagram Shopping mendukung fitur bundling langsung di checkout.
  • Algoritma e-commerce kini lebih memprioritaskan basket size (nilai keranjang belanja) daripada hanya volume penjualan.

Menurut data dari Statista, rata-rata nilai pembelian konsumen global di e-commerce meningkat 7,4% pada Q1 2025 dibandingkan tahun sebelumnya—salah satu pemicunya adalah strategi bundling cerdas.


Jenis-Jenis Strategi Bundling yang Efektif

1. Pure Bundling (Bundling Murni)

Produk hanya tersedia dalam bentuk paket. Cocok untuk produk pelengkap yang memang didesain untuk digunakan bersama.

Contoh: Kamera action + waterproof case + tripod mini, hanya dijual sebagai satu paket.

2. Mixed Bundling (Bundling Campuran)

Produk bisa dibeli terpisah, tapi ditawarkan diskon jika dibeli sebagai paket.

Contoh: Paket kopi single origin + milk frother + tumbler; tersedia juga secara satuan.

3. Dynamic Bundling (Bundling Dinamis berbasis AI)

Bundling dibuat secara otomatis berdasarkan preferensi pengguna, biasanya dengan bantuan AI.

Contoh: Saat pengguna membeli sepatu lari, sistem merekomendasikan kaus kaki kompresi dan botol minum sport—semua ditawarkan sebagai “Bundle Anda Hari Ini.”

Tool yang dapat digunakan:


Cara Menerapkan Strategi Bundling di WordPress (WooCommerce)

WordPress dengan plugin WooCommerce memungkinkan UKM membuat strategi bundling yang fleksibel tanpa coding. Berikut langkah praktisnya:

a. Pilih Plugin Bundling Terpercaya

Beberapa plugin rekomendasi:

b. Tampilkan Nilai Jelas dari Bundling

Tulis deskripsi paket dengan menekankan total hemat atau manfaat penggunaan bersama. Gunakan desain visual seperti badge diskon atau tabel perbandingan harga.

c. Optimalkan Tampilan di Mobile

Mengacu pada laporan Google, lebih dari 70% pembelian online di Indonesia terjadi lewat smartphone. Pastikan tampilan bundling Anda cepat dimuat dan mudah di-scroll.


Tips Meningkatkan Efektivitas Strategi Bundling

Gunakan data pelanggan untuk personalisasi bundling.
Gunakan Google Analytics 4 atau Meta Pixel untuk melihat produk mana yang sering dibeli bersamaan.

Tes berbagai kombinasi bundling (A/B Testing).
Platform seperti Mailchimp dan Optimizely memungkinkan uji coba variasi bundling untuk mengetahui mana yang paling efektif.

Kolaborasi dengan influencer untuk bundling tematik.
Misalnya, kolaborasi dengan food blogger untuk membuat “Bundling Makan Siang Sehat” dari produk F&B Anda.

Integrasikan dengan kampanye social commerce.
Manfaatkan fitur “shop the look” di Instagram atau TikTok untuk menampilkan bundling secara visual dan emosional.


Tantangan dan Solusi: Jangan Asal Bundling

Meski terlihat sederhana, strategi bundling bisa gagal jika:

  • Produk dalam bundling tidak saling melengkapi → hasilnya, tidak ada added value.
  • Harga tidak terasa lebih hemat → konsumen akan membandingkan satuan vs bundling.
  • Terlalu banyak pilihan bundling → konsumen bingung dan akhirnya tidak membeli (choice paralysis).

Solusi: Fokus pada bundling tematik, misalnya “Starter Pack”, “Favorit Pelanggan”, atau “Promo Bulan Ini”. Gunakan copywriting yang kuat untuk memperjelas manfaatnya.


Kesimpulan: Bundling Sebagai Strategi, Bukan Sekadar Diskon

Di era digital 2025, bundling bukan lagi sekadar cara untuk mengosongkan stok. Ia menjadi strategi cerdas untuk:

  • Meningkatkan nilai rata-rata transaksi (AOV)
  • Membangun loyalitas dan persepsi brand sebagai solusi lengkap
  • Mengurangi biaya akuisisi pelanggan melalui peningkatan retensi

Jika dilakukan dengan pendekatan berbasis data, storytelling visual, dan didukung oleh tools digital yang tepat, strategi bundling bisa menjadi pilar utama dalam kampanye digital marketing Anda.


Tertarik mencoba strategi bundling di toko WordPress Anda?
Cek artikel berikut: Memaksimalkan Konten Visual dalam Digital Marketing dengan Canva

Atau, baca juga: Strategi Digital Marketing Paling Ampuh di 2025 yang Harus Kamu Coba!

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *