Kebijakan baru pemerintah Inggris yang melonggarkan aturan penjualan mobil listrik diprediksi akan meningkatkan emisi karbon. Ini terjadi karena penjualan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) diperkirakan melonjak. PHEV adalah mobil dengan baterai kecil dan mesin bensin. Meskipun ramah lingkungan secara klaim, mobil ini tetap menghasilkan polusi yang tinggi.
Menurut analisis kelompok advokasi Transport & Environment (T&E), kebijakan ini bisa menambah hingga 500.000 unit PHEV di jalan raya Inggris pada 2030. PHEV dianggap lebih menguntungkan bagi produsen dibandingkan mobil listrik murni. Namun, kendaraan ini juga menyumbang lebih banyak emisi.
Penjualan PHEV Diperkirakan Melejit
Pelonggaran aturan mobil listrik ini diprediksi mendorong lonjakan penjualan PHEV. Analisis menunjukkan bahwa penjualannya bisa hampir dua kali lipat dibandingkan proyeksi sebelumnya. T&E memperkirakan penjualan akan mencapai puncak pada 2028, sekitar 280.000 unit per tahun. Angka ini jauh di atas perkiraan awal sebesar 180.000 unit pada 2025. Sebagai perbandingan, pada 2024 industri menjual 167.000 unit PHEV. Angka ini naik 18% dari tahun sebelumnya.
Menteri Transportasi Inggris, Heidi Alexander, menyatakan bahwa perubahan mandat kendaraan nol emisi hanya akan berdampak kecil pada emisi karbon. Namun, pakar industri dan aktivis lingkungan menyebutkan hal sebaliknya.
Kritik atas Kebijakan Pemerintah
Pemerintah melemahkan mandat yang mewajibkan produsen menjual lebih banyak mobil listrik setiap tahun. Perdana Menteri Keir Starmer mengatakan, relaksasi ini bertujuan membantu produsen otomotif yang sedang kesulitan. Aturan baru ini memberi fleksibilitas agar produsen tak dikenai denda jika target mobil listrik tak tercapai.
Namun, Tim Dexter dari T&E Inggris menyatakan bahwa perubahan ini justru memperlambat transisi menuju kendaraan tanpa emisi. Ia menegaskan bahwa produsen kini bisa menjual lebih banyak PHEV lebih lama dari yang seharusnya.
“Langkah ini justru membuat industri memaksimalkan penjualan PHEV yang menguntungkan, meskipun emisinya jauh lebih tinggi dari klaim resmi,” ujar Dexter.
Baca artikel menarik lainnya seputar kebijakan digital, lingkungan, dan inovasi bisnis di sini:
roledu.com/artikel
Sumber : theguardian.com