Vape murah dari China diperkirakan akan membanjiri pasar Inggris setelah AS menaikkan tarif impor vape asal Tiongkok hingga 60%. Produsen dari China kini mengalihkan fokus ke Inggris, pasar vape terbesar kedua di dunia.
Saat ini, lebih dari 90% produk vape di Inggris berasal dari China. Di sisi lain, Inggris akan melarang vape sekali pakai secara nasional mulai 1 Juni. Kebijakan ini bertujuan mengurangi limbah elektronik dan mengendalikan penggunaan di kalangan anak muda.
“Dengan pasar AS tertutup oleh tarif tinggi, produsen akan berlomba-lomba masuk ke Inggris,” kata Deborah Arnott dari University College London.
Strategi Baru Produsen: Vape Isi Ulang yang Mirip Disposable
Untuk menghindari larangan, produsen China kini memasarkan vape isi ulang yang menyerupai vape sekali pakai. Produk ini dilengkapi pod dan koil yang bisa diganti. Secara teknis, ia diklasifikasikan sebagai vape kit, bukan disposable.
Namun, banyak yang menilai desain dan harga produk ini tetap mirip dengan versi buang pakai. Hal ini dikhawatirkan membuat pengguna tetap membuangnya setelah satu kali pakai. Apalagi refill-nya belum tersedia di semua toko.
“Kalau bentuk dan harganya sama, orang akan tetap buang begitu saja,” ujar Arnott.
Organisasi Material Focus mendukung larangan ini karena akan mengurangi limbah. Tapi mereka juga menyoroti pentingnya sistem daur ulang. Tanpa fasilitas yang mudah diakses, perilaku buang vape tetap sulit diubah.
Dr. Steve Shaowei Xu dari University of Waterloo menilai industri vape China sangat gesit. Dalam jangka pendek, mereka akan menjadikan Inggris pasar baru. Dalam jangka panjang, mereka mungkin pindah produksi ke negara lain untuk menghindari tarif tinggi.
Pihak Elf Bar dan Lost Mary mengklaim bahwa produk isi ulang mereka kini tersedia luas di Inggris. Mereka juga telah masuk ke jaringan grosir dan supermarket besar. Namun, belum semua merek memiliki distribusi refill yang merata.
Baca artikel lainnya di sini:
Cari tahu lebih banyak tentang tren bisnis global dan isu lingkungan lainnya di roledu.com/artikel
Sumber : theguardian.com