Masa Depan Perbankan Digital: Modernisasi Sistem Lama Tanpa Harus Mengulang dari Nol

modernisasi perbankan digital
Sumber Foto : Freepik

Industri perbankan global tengah berada di persimpangan besar. Transformasi digital kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Lebih dari 60% transaksi saat ini dilakukan melalui saluran digital dan mobile, menunjukkan perubahan besar dalam perilaku konsumen. Maka, modernisasi perbankan digital menjadi langkah strategis untuk menjawab tuntutan era yang mengutamakan kecepatan, kenyamanan, dan keamanan.

Sistem perbankan tradisional memang terkenal stabil, namun mulai terasa usang dalam menghadapi tantangan zaman. Struktur lama yang kaku, biaya pemeliharaan tinggi, serta lambannya pembaruan menjadi kendala utama dalam memberikan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah masa kini.

Namun, menghancurkan sistem lama sepenuhnya bukan solusi realistis. Pendekatan bertahap dan strategis lebih bijak—dengan mengandalkan teknologi Application Programming Interface (API) sebagai jembatan. API memungkinkan integrasi sistem lama dengan inovasi digital tanpa perlu membongkar fondasi yang sudah ada.

“Modernisasi bukan berarti menghancurkan yang lama. Ini tentang membangun jembatan antara fondasi yang stabil dengan masa depan yang gesit,” ujar Durga Prasad Uppu, Vice President of Application Development BNI, Senin (26/5/2025).

AI dan Cloud, Motor Penggerak Perubahan

Salah satu penggerak utama dalam modernisasi perbankan digital adalah kecerdasan buatan (AI). Lebih dari sekadar tren, AI kini menjadi kekuatan transformatif dalam layanan keuangan. Teknologi ini mampu mendeteksi penipuan secara real-time, menganalisis pola perilaku nasabah, hingga mempersonalisasi penawaran produk.

Contoh konkret adalah sistem COIN milik JPMorgan Chase, yang berhasil menghemat 360.000 jam kerja tiap tahun dengan mengotomatisasi peninjauan dokumen hukum. Ini membuktikan bahwa AI tidak hanya menggantikan pekerjaan manual, tetapi juga merevolusi proses dari akar.

“AI memungkinkan bank untuk tidak hanya melayani, tapi memahami pelanggan secara mendalam,” tambah Durga.

Di sisi lain, cloud computing telah berkembang menjadi fondasi digital yang tak terhindarkan. Keamanan dan kepatuhan yang dulu menjadi hambatan kini justru menjadi nilai tambah utama. Cloud menawarkan enkripsi data canggih, deteksi ancaman berbasis AI, dan pemantauan kepatuhan secara real-time.

Model hybrid cloud memberi fleksibilitas—bank kecil bisa mengadopsinya secara bertahap, sementara bank besar dapat memanfaatkan solusi multi-cloud untuk kebutuhan skala besar. Cloud juga mempercepat integrasi API, mendukung open banking, dan mempercepat proses inovasi.

“Cloud bukan hanya tentang penyimpanan data, tapi tentang kemampuan berinovasi dengan cepat tanpa kehilangan kontrol,” jelas Durga.

Embedded Finance dan Masa Depan Perbankan

Tren embedded finance kini membawa layanan keuangan keluar dari ruang kantor fisik dan masuk ke aplikasi yang digunakan sehari-hari—seperti e-commerce, layanan transportasi online, hingga media sosial. Contohnya, fitur Buy Now, Pay Later (BNPL) dan konsep Banking-as-a-Service (BaaS) memungkinkan merek non-bank menyediakan layanan keuangan langsung ke pelanggannya.

Dalam ekosistem baru ini, bank tidak cukup hanya hadir, tetapi juga harus relevan dan proaktif. Modernisasi perbankan digital tidak hanya soal efisiensi, tetapi juga membangun loyalitas dan pengalaman baru bagi nasabah. Investasi pada AI, data analitik, dan cloud akan menjadi pembeda antara bank yang unggul dan yang tertinggal.

Aspek penting lain adalah keamanan siber dan kepatuhan hukum. Keduanya harus menjadi fondasi, sementara budaya inovasi perlu ditanamkan sejak awal. Open banking dan embedded finance bukan sekadar fenomena sementara, melainkan pondasi dari ekosistem keuangan masa depan yang terhubung, responsif, dan berkelanjutan.

“Bank masa depan bukan sekadar tempat menyimpan uang, tetapi platform yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari pelanggan,” tutup Durga.


Baca artikel lainnya seputar transformasi digital dan industri keuangan di sini:
roledu.com/artikel

Sumber : cnbcindonesia.com

Share it :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *